Pada Jumat (20/11), Uni Afrika telah menunjuk mantan presiden Joaquim Chissano dari Mozambik, Ellen Johnson Sirleaf dari Liberia dan Kgalema Motlanthe dari Afrika Selatan sebagai utusan khusus untuk mengupayakan gencatan senjata dan perundingan mediasi di Ethiopia.
Tetapi Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed menolak bantuan tersebut dengan menyebut ingin menangkap para pemimpin TPLF sebelum berunding.
"Berita yang beredar bahwa utusan akan melakukan perjalanan ke Ethiopa untuk menengahi pemerintah dan unsur kriminal TPLF adalah palsu," kata pemerintahan Abiy pada Sabtu (21/11), seperti dikutip
Reuters.
Lebih lanjut, pemerintah mengatakan pihaknya juga telah merebut kota lain dari TPLF. Mereka menyebut akan segera mencapai Mekelle setelah merebut berbagai kota di sekitarnya, termasuk Adigrat.
Lebih dari dua pekan lalu, Abiy mengumumkan kampanye menyerang TPLF. Ia menuding para pemimpin Tigrayan memberontak melawan otoritas pusat dan menyerang pasukan federal di Kota Dansha.
Tigrayan sendiri telah berjanji akan membalas setiap serangan yang diberikan oleh musuh.
Sejak konflik meletus pada 4 November, kemungkinan ribuan orang telah meninggal dan lebih dari 30 ribu lainnya mengungsi, melarikan diri ke Sudan.
Di sisi lain, Eritrea juga menyangkal tuduhan TPLF bahwa mereka telah mengirim tentara ke perbatasan untuk mendukung serangan Abiy terhadap pasukan Tigrayan, yang juga merupakan musuh lama Eritrea.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: