Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

China Siap Luncurkan Misi Pengambilan Batu Di Bulan, Pertama Sejak Tahun 1970an

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Minggu, 22 November 2020, 14:53 WIB
China Siap Luncurkan Misi Pengambilan Batu Di Bulan, Pertama Sejak Tahun 1970an
China siap meluncurkan misi ke Bulan dengan target mengambi sampel bebatuan dari Bulan/Net
rmol news logo China berencana untuk meluncurkan pesawat luar angkasa tanpa awak pekan ini untuk membawa kembali bebatuan dari bulan.

Ini adalah upaya pertama yang dilakukan negara mana pun di dunia untuk mengambil sampel batu dari satelit alami Bumi sejak tahun 1970-an.

Misi yang disiapkan oleh China disebut dengan wahana Chang'e-5. Penamaan ini sesuai dengan nama dewi bulan di Tiongkok kuno.

Misi pesawat tanpa awak ini akna berupaya mengumpulkan materi yang dapat membantu para ilmuwan memahami lebih lanjut tentang asal-usul dan pembentukan bulan.

Channel News Asia pada akhir pekan ini (Minggu, 23/11) mengabarkan bahwa misi tersebut akan menguji kemampuan China untuk memperoleh sampel dari jarak jauh dari luar angkasa, sebelum misi yang lebih kompleks.

Jika berhasil, misi tersebut akan menjadikan China sebagai negara ketiga yang mengambil sampel bulan, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet beberapa dekade lalu.

Napak tilas misi Luna dan Apollo
Menengok kembali sejarah, Uni Soviet pernah mendaratkan pesawat Luna 2 di bulan pada tahun 1959. Misi menjadi benda buatan manusia pertama yang mencapai benda angkasa lain. Sejak saat itu, banyak negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, India dan Jepang berusaha untuk meluncurkan misi ke bulan.

Lalu pada tahun 1969 hingga 1972, dalam program Apollo, Amerika Serikat berhasil menjadi yang pertama kali menempatkan manusia di bulan. Pada saat itu, misi tersebut mendaratkan 12 astronot dalam enam penerbangan dalam rentang tahun itu serta membawa kembali 382 kg batuan dan tanah dari bulan.

Kemudian pada tahun 1970an, Uni Soviet mengerahkan tiga misi pengembalian sampel robot yang berhasil. Misi yang terakhir, Luna 24, berhasil mengambil sampel pada tahun 1976 dari Mare Crisium, atau "Sea of ​​Crises".

Kini, China hendak mengikuti jejak langkah keberhasilan tersebut dengan misi Chang'e-5. Misi ini dijadwalkan akan diluncurkan dalam beberapa hari mendatang dan ditargetkan akan mengumpulkan 2 kilogram sampel di daerah yang sebelumnya tidak dikunjungi di dataran lava besar yang dikenal sebagai Oceanus Procellarum, atau "Ocean of Storms" di permukaan bulan.

"Zona sampel Apollo-Luna bulan, sementara penting untuk pemahaman kami, dilakukan di daerah yang terdiri kurang dari setengah permukaan bulan," kata ilmuwan planet di Universitas Brown, James Head.

Dia menambahkan, data selanjutnya dari misi penginderaan jauh orbital telah menunjukkan keragaman jenis batuan, mineralogi dan usia yang lebih luas daripada yang diwakili dalam koleksi sampel Apollo-Luna.

"Ilmuwan bulan telah mengadvokasi misi pengembalian sampel robotik ke banyak area kritis yang berbeda untuk menjawab sejumlah pertanyaan mendasar yang tersisa dari eksplorasi sebelumnya," kata Head.

Misi Chang'e-5 diharapkan dapat membantu menjawab pertanyaan seperti berapa lama bulan tetap aktif secara vulkanik di interiornya dan kapan medan magnetnya menghilang, kunci untuk melindungi segala bentuk kehidupan dari radiasi matahari.

Cara kerja misi Chang'e-5

Setelah berada di orbit bulan, Chang'e-5 akan bertujuan untuk mengerahkan sepasang kendaraan ke permukaan, yakni pendarat akan mengebor ke tanah, lalu mentransfer sampel tanah dan batuannya ke ascender yang akan lepas landas dan berlabuh dengan modul yang mengorbit.

Jika ini berhasil, sampel akan dipindahkan ke kapsul kembali yang akan mengembalikannya ke Bumi.

China sebenarnya telah melakukan pendaratan bulan pertamanya pada 2013. Kemudian pada Januari 2019, wahana Chang'e-4 mendarat di sisi jauh bulan. Ini adalah yang pertama dilakukan oleh wahana antariksa negara mana pun.

Namun baru kali ini misi ke bulan itu ditaretkan untuk membawa batu dan sampel dari permukaan bulan.

China sendiri memiliki visi yang jelas untuk masa depan antariksa negara tersebut. Dalam satu dekade ke depan, China berencana mendirikan stasiun pangkalan robotik untuk melakukan eksplorasi tak berawak di kawasan kutub selatan.

Rencana ini akan dikembangkan melalui misi Chang'e-6, 7 dan 8 hingga tahun 2020an dan diperluas hingga tahun 2030an menjelang pendaratan dengan awak.

Bukan hanya itu, China juga berencana mengambil sampel dari Mars pada tahun 2030. Rencana itu telah didahului dengan peluncuran pesawat tidak berawak ke Mars pada bulan Juli lalu. Ini adalah misi independen pertamanya ke planet lain. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA