Usaha itu nampak dimaksimalkan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dengan memanfaatkan turnya di Timur Tengah untuk memperkuat tekanan maksimum Washington terhadap Republik Islam.
Menjelang berakhirnya masa jabatan Trump, Pompeo menjadikan Teheran sebagai fokus utama perjalanannya. Ia bahkan menolak untuk mengesampingkan serangan militer dalam sebuah wawancara dengan surat kabar
National yang diterbitkan Minggu (22/11).
Sementara presiden terpilih AS, Joe Biden, telah mengisyaratkan kembalinya diplomasi dengan republik Islam, Pompeo menegaskan kembai bahwa Iran adalah ancaman utama kawasan itu, dalam tur yang dilakukannya di Israel dan UEA.
"Pemerintahan (Trunp) ini, (akan) ada di sini sampai 20 Januari dan akan terus menjalankan kebijakannya," kata seorang pejabat senior AS yang mengikuti kunjungan ke ibu kota Qatar, Doha, seperti dikutip dari
AFP, Minggu (22/11).
"Saya berharap bahwa pengaruh yang diperoleh oleh pemerintahan (Trump) dengan sangat keras ini akan digunakan dengan tujuan baik untuk membuat Iran, sekali lagi, mulai berperilaku seperti negara normal," lanjutnya.
Trump, yang menolak untuk mengakui hasil pemilihan AS, secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran lebih dari dua tahun lalu, sebelum menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan terhadap Teheran.
Di Yerusalem, Pompeo mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Washington akan mempertahankan kebijakannya tentang 'tekanan maksimum' untuk mengisolasi Iran, yang kemudian menggambarkannya sebagai kebijakan yang sangat efektif.
AS dapat memberlakukan sanksi baru dalam minggu dan bulan mendatang, menurut Pompeo. Menambah katalog tindakan yang diterapkan pada republik Islam itu dalam dua tahun terakhir.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar National selama singgahnya di Abu Dhabi, Pompeo ditanya apakah AS sedang mempertimbangkan serangan militer terhadap Iran, setelah New York Times melaporkan bahwa Trump telah mempertimbangkan opsi semacam itu atas program nuklir Iran tidak lama setelah pemilihan.
Pompeo menanggapi dengan mengatakan, "Presiden AS selalu memiliki hak untuk melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan bahwa orang Amerika aman."
Kritik terhadap kebijakan luar negeri Trump menuduhnya meningkatkan ketegangan ke titik yang mustahil untuk bisa kembali sehingga Biden tidak dapat melanjutkan dialog dengan Teheran.
Biden -yang pernah menjadi wakil presiden di bawah pemerintahan Barack Obama ketika Teheran menyetujui kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia- diperkirakan akan berusaha untuk menghidupkan kembali perjanjian itu. Ini akan menempatkan AS pada benturan dengan saingan berat Iran, yaitu Arab Saudi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: