Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Donald Trump 'Dikeroyok' Lebih Dari Seratus Mantan Pejabat Keamanan Nasional Partai Republik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 24 November 2020, 07:42 WIB
Donald Trump 'Dikeroyok' Lebih Dari Seratus Mantan Pejabat Keamanan Nasional Partai Republik
Donald Trump/Net
rmol news logo Para veteran Amerika mendesak pemimpin-pemimpin partai agar mengecam ulah Presiden Donald Trump yang sampai saat ini menolak hasil pemilihan presiden. Lebih dari seratus mantan pejabat keamanan nasional Republik itu mengatakan, Trump telah melakukan hal yang membahayakan demokrasi dan meremehkan lembaga Amerika Serikat.  
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Para veteran yang menyuarakan kekesalannya itu terdiri dari beberapa pejabat keamanan nasional paling senior di masa pemerintahan Ronald Reagan, George W. Bush dan Donald Trump. Mereka mengecam kegagalan sebagian besar anggota Kongres Partai Republik untuk mengutuk keengganan Trump mengakui kemenangan  Joe Biden dalam pemilihan 3 November lalu.

Kelompok 'Former Republican National Security Officials for Biden' atau Mantan Pejabat Keamanan Nasional Republik untuk Biden, yang dibentuk pada bulan Agustus dan yang anggotanya berkampanye melawan Trump, sangat kritis terhadap para pemimpin Kongres Republik.

Hingga saat ini, sebagian besar petinggi Partai Republik tetap diam sementara Trump mempermasalahkan hasil pemilihan dengan klaim yang tidak berdasar tentang kecurangan pemilu yang meluas, yang didukung oleh tim hukumnya mengejar upaya yang semakin terlihat sia-sia untuk membatalkan kemenangan Biden.

"Dengan mendorong taktik penundaan ala Trump atau tetap diam, para pemimpin Republik menempatkan demokrasi Amerika dan keamanan nasional dalam risiko," ujar kelompok itu dalam surat yang dituliskan, seperti dikutip dari Reuters, Senin (23/11).

Yanag tergabung dalam  kelompok tersebut termasuk pensiunan Jenderal Michael Hayden, yang menjabat sebagai direktur keamanan nasional dan kepala CIA; William Webster, satu-satunya orang yang menjabat sebagai kepala CIA dan FBI; serta John Negroponte, direktur pertama intelijen nasional.

Biden memenangkan pemilihan dengan 306 suara Electoral College, lebih banyak dari 270 suara yang dibutuhkan untuk menang, dibandingkan dengan 232 suara yang diraih Trump. Selain itu Biden juga memimpin Trump dengan perolehan lebih dari 6 juta suara dalam pemilihan umum.

Tim kampanye Trump menggambarkan kelompok-kelompok yang dipimpin Partai Republik yang mendukung Biden sebagai mantan pejabat yang tidak puas, yang mencoba menjatuhkan presiden Amerika Serikat yang terpilih.

Tahun lalu, Trump menyebut kelompok 'Never Trump Republicans' sebagai 'sampah manusia'. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA