Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kematian Dua Pemimpin Gereja Ortodoks Karena Virus Corona, Timbulkan Kekhawatiran Munculnya Klaster Baru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 24 November 2020, 09:19 WIB
Kematian Dua Pemimpin Gereja Ortodoks Karena Virus Corona, Timbulkan Kekhawatiran Munculnya Klaster Baru
Uskup memimpin doa pada upacara pemakaman Patriark Irinej Serbia, 22 Nopember 2020/Net
rmol news logo Penyebaran virus pada klaster kelompok agama di negara Balkan semakin mengkhawatirkan dari hari ke hari. Banyak dari mereka yang mengabaikan protokol kesehatan selama melakukan kegiatan keagamaan selama pandemi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Meninggalnya dua pemimpin Gereja Ortodoks senior Serbia dalam waktu hampir bersamaan dalam sebulan terakhir karena positif terkena virus corona, membuat pakar kesehatan dan bahkan penganut agama garis keras mulai khawatir.

Uskup David, seorang pendeta senior Gereja Ortodoks, yang ikut dalam doa di pemakaman Patriark Irinej Serbia pada Minggu (22/11) ketika sebagian besar tindakan pencegahan terhadap virus corona diabaikan, dilaporkan telah positif terkena Covid-19.

Uskup David adalah orang terbaru di antara klerus tertinggi yang terkena virus, meningkatkan kekhawatiran di Balkan bahwa Gereja Ortodoks dapat membantu menyebarkan virus dengan doktrinnya bahwa orang tidak dapat terinfeksi selama Komuni Kudus dan kebaktian gereja lainnya.

Sebelumnya, dua pemimpin agama Serbia paling senior - patriark dan Uskup Amfilohije - meninggal setelah komplikasi Covid-19. Mereka berdua terkenal sering meremehkan bahaya pandemi, menghindari mengenakan masker di depan umum, bahkan Amfilohije menggambarkan pertemuan keagamaan besar sebagai 'vaksin Tuhan'.

Ribuan orang pada hari Minggu menghadiri pemakaman patriark Serbia, Irinej (90) yang meninggal pada hari Jumat, tiga minggu setelah menghadiri pemakaman Amfilohije di negara tetangga Montenegro, di mana pelayat mencium jenazahnya yang terbaring di peti mati.

Pada hari Minggu, banyak pelayat dan sebagian besar pendeta yang mengadakan kebaktian pemakaman di Kuil besar St. Sava di ibu kota Serbia, Beograd, tidak mengenakan masker atau mematuhi jarak sosial di dalam gereja, mencium perisai kaca yang menutupi jenazah Irinej dan bahkan menggunakan satu sendok selama Komuni Kudus.

Meskipun gereja telah meminta pelayat untuk menjaga jarak dan memakai masker wajah sesuai dengan rekomendasi anti-virus, bahkan para pendeta di dalam kuil pun tanpa masker.

Ahli epidemiologi Serbia mengatakan tidak mungkin mereka bisa melarang doa pemakaman tradisional.

"Ada larangan lebih dari lima orang, tapi kami tidak bisa dan tidak melarang pemakaman patriark," kata Predrag Kon, dari tim yang ditunjuk pemerintah untuk memerangi penyebaran virus, seperti dikutip dari AP, Selasa (24/11).

"Jelas akan ada infeksi baru. Kami akan mengetahuinya dalam seminggu," lanjutnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA