Pengunjuk rasa berkumpul di dekat toko swalayan Carrefour di Porto Alegre pada Senin malam (23/11), sembari memegang plakat dan seruan untuk keadilan.
Dilaporkan media lokal yang dimuat kembali
Sputnik, sekitar pukul 7 malam waktu setempat, para pengunjuk rasa mulai membanjiri jalanan yang menyebabkan lalu lintas melambat.
Satu jam kemudian beberapa pengunjuk rasa mulai merobek dan membakar ranting pohon, serta melempari petugas polisi dengan batu.
Kerusuhan selama 20 menit tersebut kemudian diredam oleh polsii menggunakan peluru karet.
Sejauh ini belum ada informasi mengenai korban jiwa dalam insiden tersebut.
Aksi protes tersebut ditujukan setelah pada Jumat lalu (20/11), lelaki kulit hitam bernama Joao Alberto Silveira Freitas dibunuh oleh petugas keamanan Carrefour saat berbelanja dengan istrinya.
Menurut laporan awal, Freitas meninggal karena kesulitan bernapas, mirip dengan kasus George Floyd di Minnesota, Amerika Serikat (AS).
Sehari setelahnya, para aktivis Black Lives Matter menghancurkan dan membakar Carrefour di Sao Paulo sebagai tanggapan. Protes yang sama juga terjadi di Porto Alegre dan Curitiba.
Menanggapi protes, Carrefour mengatakan tindakan tersebut memang dimaklumi, tetapi perusahaan ingin mencari solusi damai agar insiden yang sama tidak terulang.
Perusahaan juga mengatakan telah menghubungi keluarga almarhum dan menyatakan kesiapan untuk memberikan bantuan yang diperlukan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.