Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Menagih Janji Afghanistan, PBB: Uang Ini Tidak Datang Dengan Gratis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 25 November 2020, 06:34 WIB
Menagih Janji Afghanistan, PBB: Uang Ini Tidak Datang Dengan Gratis
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani/Net
rmol news logo Di tengah krisis Covid-19, komunitas Internasional mengatakan tetap menjanjikan empat tahun lagi bantuan untuk Afghanistan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pada konferensi bantuan kemanusiaan di Jenewa, Selasa (24/11), para anggota mulai menegaskan kembali komitmen mereka untuk menopang negara yang dilanda kekerasan antara Taliban dan pasukan pemerintah, ditambah dengan adanya korupsi yang merajalela dan penarikan pasukan AS dalam waktu dekat.

Utusan khusus PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons, mengatakan dunia berkumpul untuk mengungkapkan dukungannya kepada Afghanistan, sampai  negara itu mengubah pandangannya menuju perdamaian, seperti dikutip dari AFP.

Negara-negara donor bertemu setiap empat tahun untuk memberikan  bantuan ke Afghanistan, yang hampir sepenuhnya bergantung pada bantuan asing. Selama itu pula reformasi dan upaya pertumbuhan ekonomi baru sebatas janji bertahun-tahun.

Upaya untuk membangun kembali Afghanistan dimulai segera setelah invasi pimpinan AS menggulingkan rezim garis keras Taliban dari kekuasaannya setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Penyelenggara konferensi menggarisbawahi bahwa apa yang telah diperoleh selama 19 tahun terakhir harus memiliki jaminan, yaitu demokrasi, supremasi hukum dan hak asasi manusia,  terutama bagi perempuan, minoritas dan anak-anak.

"Terlepas dari kenyataan bahwa kami melihat janji yang sangat kuat. Uang ini tidak datang dengan gratis," kata Lyons, menyimpulkan konferensi sejauh ini.

"Itu datang dengan syarat uang akan digunakan dengan baik dan pemerintah (Afghanistan) akan bertanggung jawab," kata Lyons.

Konferensi tersebut juga menegaskan lagi seruan untuk gencatan senjata segera. Lyons mengatakan bahwa sumbangan tersebut menunjukkan bahwa perdamaian bukan sekadar 'mungkin' tetapi juga secara aktif didukung oleh komunitas global.

Taliban dan pemerintah Afghanistan telah terlibat dalam pembicaraan damai di Qatar sejak 12 September tetapi sejauh ini tidak ada kemajuan yang diumumkan.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menegaskan bahwa komitme untuk negosiasi dengan Taliban tetap kuat. Namun, kekerasan justru  'meningkat' sejak perjanjian Taliban Februari membuka jalan bagi penarikan pasukan asing pada Mei 2021.

“Rencana perdamaian tidak terwujud seperti yang diharapkan. Penderitaan dan pembunuhan terus mewabah di Afghanistan setiap hari. Itu tidak bisa ditolerir,” kata Gani, melalui tautan video dari Kabul.

“Bantuan akan terus menjadi penting bagi pertumbuhan kami di masa mendatang,” tambahnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA