Di tengah situasi yang sulit, sejumlah petugas kemanusiaan yang ditugaskan di Sudan juga harus berjuang menangani puluhan ribu pengungsi Ethiopia.
Direktur untuk Dewan Pengungsi Norwegia di Sudan, Will Carter, mengaku situasi di sana dalam keadaan darurat dalam tiga pekan terakhir karena lebih dari 40 ribu penduduk Ethiopia meninggalkan rumahnya untuk menghindari konflik di Tigray.
"Tidak ada yang memperkirakan harus menangani keadaan darurat pengungsi di sisi negara ini, jadi itu membuat semua orang sedikit lengah," kata Carter, seperti dikutip
Devex.
Seiring dengan banyaknya pengungsi, maka sejumlah petugas kemanusiaan pun mendirikan kamp yang bisa menampung hingga 200 ribu orang selama enam bulan ke depan.
"Daerah di mana para pengungsi datang dan ditampung sudah berada dalam kondisi kurang mampu. Dan kemudian Anda menambahkan 40 ribu orang dalam waktu singkat," kata perwakilan Dana Kependudukan PBB di Sudan, Massimo Diana.
Saat ini, para petugas dibuat khawatir dengan perkiraan lonjakan arus pengungsi menyusul tenggat waktu ultimatum yang diberikan oleh Perdana Menteri Abiy Ahmed kepada Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
Pada Minggu (22/11), Abiy memberikan waktu 72 jam, hingga Rabu (24/11), bagi TPLF untuk menyerah atau pasukannya akan melancarkan serangan ke ibukota Tigray, Mekelle.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: