Demikian yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Palestina, Riad Malki dalam sebuah konferensi pers yang dikutip dari
Sputnik pada Jumat (27/11).
Lebih lanjut, Malki mengutarakan harapannya kepada pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) yang akan dipimpin oleh Joe Biden agar mendorong negosiasi yang tidak berat sebelah.
"Kami mengirimkan pesan yang jelas, tidak hanya kepada pemerintahan Biden, tidak hanya untuk Israel, tetapi juga Eropa dan banyak negara lainnya. Palestina siap untuk terlibat kembali sepenuhnya dalam memperbarui negosiasi langsung tanpa prasyarat apa pun selama didasarkan pada kerangka acuan yang telah diakui," kata Malki.
"Ini adalah elemen terpenting bagi kami yang harus menjadi dasar negosiasi apa pun di masa depan dengan mereka," lanjut dia, merujuk pada resolusi PBB, Inisiatif Perdamaian Arab, dan sejumlah hukum internasional lainnya.
Proses perdamaian Palestina-Israel sudah lama terhenti akibat sulitnya melakukan kompromi.
Dalam hal ini, Palestina tegas memperjuangkan wilayahnya sebelum Perang Enam Hari 1967, di mana Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Tetapi Israel menentang hal tersebut dengan menyatakan gagasan itu memicu permusuhan.
Pada November, otoritas Palestina mengumumkan pemulihan kerja sama dengan Israel, termasuk koordinasi di bidang keamanan, setelah ditangguhkan pada Mei karena rencana Israel untuk mencaplok wilayah di Tepi Barat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: