Puluhan ribu orang berkumpul di Buenos Aires, Argentina pada Kamis (26/11) pukul 6 sore waktu setempat untuk memberikan penghormatan kepada pemain yang dijuluki gol tangan Tuhan itu.
Sejumlah orang kemudian memicu kerusuhan karena kesal tidak dapat melihat peti mati Maradona. Mereka pun melemparkan botol, batu bata, dan pagar besi ke arah polisi yang bertugas mengamankan pemakaman.
Polisi anti huru hara kemudian berupaya membubarkan massa dengan gas air mata dan peluru karet, seperti dilaporkan
Sky News.
Kerusuhan pun membuat pihak keluarga mempersingkat upacara penghormatan dan langsung membawa jenazah Maradona untuk dimakamkan di luar ibukota.
Maradona meninggal dunia karena serangan jantung pada usia 60 tahun di kediamannya di Buenos Aires pada Rabu (25/11). Sepekan sebelumnya, ia menjalani operasi hematopa subdural.
Sejumlah pesepakbola ikut memberikan penghormatan terakhir kepada Maradona, termasuk mantan pemain Manchester United Carlos Tevez.
Presiden Alberto Fernandez juga memberikan penghormatan. Ia meletakkan kaos Argentinos Juniors, tim tempat Maradona memulai karir, di peti mati.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Bentrokan hebat mewarnai pemakaman sang legenda sepak bola, Diego Maradona. 
.jpg)
