Belakangan, pemusnahan cerpelai itu dinyatakan salah dan terbukti ilegal. Perdana Menteri Mette Frederiksen menangis tersedu-sedu pada hari Kamis saat meminta maaf kepada seorang petani setempat.
"Saya tidak keberatan meminta maaf atas peristiwa ini, karena ini memang kesalahan telah kami buat," kata Frederiksen kepada penyiar TV2 pada Kamis, seperti dikutip AFP, Jumat (27/11).
Mette Frederiksen bertemu dengan seorang peternak cerpelai di kotamadya Kolding, yang hewannya terpaksa disingkirkan -meskipun sehat- karena kekhawatiran terinfeksi virus corona. Apalagi telah terbukti bahwa pemerintah tidak memiliki hak hukum untuk melakukannya.
Lebih dari 15 juta cerpelai dimusnahkan di Denmark, yang merupakan pengekspor cerpelai terbesar di dunia, setelah versi mutasi dari virus corona ditemukan.
Namun, beberapa hari kemudian pemerintah mengakui bahwa mereka tidak memiliki dasar hukum yang memadai untuk memerintahkan pemusnahan tersebut dan diikuti oleh pengunduran diri Menteri Pertanian Mogens Jensen.
Mogens Jensen telah menyampaikan penyesalannya dan meminta maaf sebelum mengambil langkah mundur.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: