Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mantan Direktur Siber AS: Tudingan Kecurangan Pemilu Sangat Menggelikan, Semua Suara Pemilih AS Dihitung di Amerika

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 28 November 2020, 15:49 WIB
Mantan Direktur Siber AS: Tudingan Kecurangan Pemilu Sangat Menggelikan, Semua Suara Pemilih AS Dihitung di Amerika
Mantan pejabat tinggi keamanan siber AS Chris Krebs/Net
rmol news logo Pejabat tinggi keamanan siber AS Chris Krebs yang dipecat oleh Presiden Donald Trump  mengatakan tuduhan penipuan pemilihan yang dibuat oleh Trump dan sekutunya adalah sesuatu yang sangat menggelikan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Mantan pejabat itu mengatakan hal tersebut dalam program CBS 60 Minutes. Menurutnya, tuduhan bahwa mesin pemungutan suara AS telah dimanipulasi oleh negara asing, sangat tidak berdasar.

Sementara, Sidney Powell, seorang pengacara Trump yang dikeluarkan oleh tim hukum Trump minggu ini, mengajukan teori konspirasi bahwa sistem pemilihan yang dibuat di Venezuela atas perintah mendiang pemimpin Venezuela Hugo Chavez membantu mengarahkan pemilihan AS kepada presiden terpilih dari Partai Demokrat, Joe Biden.

Dia dan yang lainnya juga menuduh bahwa mesin pemungutan suara telah mengalihkan suara dari Trump ke Biden dan beberapa informasi pemungutan suara AS disimpan di server Jerman.

“Semua suara di Amerika Serikat dihitung di Amerika Serikat. Titik,” kata Krebs, dalam kutipan yang disiarkan di CBS, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (28/11).

Krebs dipecat oleh Trump pada 17 November setelah menyebut pemilu pada 3 November sebagai pemilihan paling aman dalam sejarah Amerika.

“Tidak ada bukti bahwa mesin apa pun yang saya ketahui telah dimanipulasi oleh kekuatan asing," kata Krebs, menyebut tuduhan tersebut sebagai klaim yang 'lucu’.

“Rakyat Amerika harus memiliki kepercayaan 100 persen pada suara mereka,” tambahnya.

Biden memenangkan pemilihan dengan 306 suara Electoral College dibandingkan dengan 232 Trump. Dia memimpin Trump dengan lebih dari enam juta dalam suara populer. Trump sendiri mengatakan pada pada Kamis (26/11) bahwa dia akan meninggalkan Gedung Putih jika Electoral College memilih Biden. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA