Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Media Asing Soroti Pembantaian Di Sulawesi Tengah: Indonesia Telah Lama Bergumul Dengan Serangan Teror

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 28 November 2020, 23:32 WIB
Media Asing Soroti Pembantaian Di Sulawesi Tengah: Indonesia Telah Lama Bergumul Dengan Serangan Teror
Cuitan dari akun Salvation Army HQ tentang pembantaian di Sulawesi Tengah/Repro
rmol news logo Pembantaian empat orang di sebuah desa terpencil diSulawesi Tengah yang diduga dilakukan oleh para ekstremis dari jaringan ISIS menjadi sorotan media asing.

International Christian Concern (ICC), sebuah kelompok advokasi yang berbasis di Washington, memposting di situs webnya pada hari Jumat bahwa 'seorang tersangka teroris' membunuh empat orang Kristen di Desa di Sulawesi, membakar sebuah rumah ibadah 'Bala Keselamatan' dan enam rumah orang Kristen.

Penyelidikan pembunuhan hari Jumat, yang dipimpin oleh polisi Indonesia dan militer, mungkin menemui rintangan karena insiden itu terjadi di sebuah desa berbukit dan terpencil, kata juru bicara polisi Setiyono.

ICC menyatakan duka citanya atas peristiwa tersebut dan mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan yang diperlukan.

"ICC berduka atas kematian saudara-saudari Indonesia yang dibunuh secara brutal oleh tersangka teroris," kata Gina Goh, Manajer Regional ICC untuk Asia Tenggara, dikutip dari The Christian Post, Sabtu (28/11).

Sementara Reuters menulis, Indonesia adalah negara mayoritas Muslim terbesar di dunia yang telah lama bergumul dengan militansi dan serangan teror. Sulawesi Tengah telah mengalami kekerasan intermiten antara umat Kristen dan Muslim selama beberapa dekade.

"Serangan ini adalah eskalasi serius lainnya terhadap minoritas Kristen di Indonesia," kata peneliti Human Rights Watch Andreas Harsono kepada Reuters, Sabtu (28/11).

Gomar Gultom, ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, mengatakan kepada Reuters bahwa para korban adalah orang Kristen dan mendesak pihak berwenang untuk menyelesaikan kasus tersebut.    

Selain membantai empat orang Kristen, para pelaku juga membakar tujuh rumah lainnya di desa yang sama.

AFP menulis pihak berwenang mengatakan bahwa satu korban dipenggal kepalanya dan satu lagi dibakar sampai mati.

Aparat kepolisian memburu tersangka militan yang dituduh sebagai pelaku pembunuhan pada Sabtu (28/11).

“Kami di lapangan sekarang, ada sekitar 100 orang yang akan mulai mengejar,” ujar aparat.

Kelompok penyerang yang bersenjatakan pedang menyergap Desa Lembantongoa di provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat pagi, menewaskan beberapa warga dan membakar setengah lusin rumah, termasuk satu yang digunakan untuk ibadah rutin, menurut keterangan polisi, lapor AFP.

Belum ada penangkapan yang dilakukan dan motif serangan itu sendiri masih diselidiki. Namun, pihak berwenang menuding Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berbasis di Sulawesi, sebagai salah satu dari lusinan kelompok radikal di seluruh nusantara Asia Tenggara yang telah berjanji setia kepada ISIS sebagai pelakunya.

"Kami sampai pada kesimpulan bahwa mereka (penyerang) berasal dari MIT setelah memperlihatkan foto anggotanya kepada kerabat korban yang menyaksikan penyergapan tersebut,” kata Kapolsek Sigi Yoga Priyahutama, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (28/11).

Ia menambahkan, gereja dalam keadaan kosong ketika delapan militan muncul untuk memulai serangannya.

Warga sedang berada di rumah masing-masing saat kejadian pembantaian dan pembakaran.

Kepala desa Lembantongoa Rifai, mengungkapkan, salah satu korban yang semuanya laki-laki ditikam, sementara korban keempat dibakar sampai mati di rumahnya, tambahnya.

Warga lain berhasil melarikan diri. Namun empat korban yang adalah satu keluarga itu bernasib malang. Keempatnya tewas mengenaskan dalam pembantaian mengerikan.

Pakar terorisme yang berbasis di Jakarta, Sidney Jones, mengatakan, pembantaian pada hari Jumat itu akan menjadi serangan signifikan pertama sejak pemimpin organisasi tersebut dibunuh empat tahun lalu oleh pasukan elit anti-teror Indonesia.

"Melalui serangan itu, mereka ingin menunjukkan bahwa upaya polisi untuk menangkap dan membunuh anggota kelompok itu, tidak berdampak apa-apa pada mereka," katanya Priyahutama.

Pada 2018, MIT diyakini telah mengirim orang-orang radikal yang menyamar sebagai pekerja kemanusiaan ke kota Palu yang dilanda gempa-tsunami Sulawesi Tengah dalam upaya untuk merekrut anggota baru, kata Jones. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA