Berbicara dalam sebuah wawancara saluran TV lokal pada Jumat malam (27/11), Lam mengungkap menggunakan uang tunai untuk semua transaksinya setiap hari setelah mendapatkan sanksi dari AS.
'Duduk di depan Anda adalah kepala eksekutif dari Wilayah Administrasi Khusus Hong Kong yang tidak memiki layanan perbankan," kata Lam, seperti dikutip
AFP.
"Saya punya setumpuk uang tunai di rumah, pemerintah membayar gaji saya secara tunai," lanjut dia.
Lam menuturkan, ia merasa sangat terhormat mendapatkan sanksi tidak adil dari AS.
Pernyataan Lam sendiri memicu reaksi publik. Lantaran penghasilan Lam dalam setahun mencapai 5,21 juta dolar HK atau setara dengan Rp 9,4 miliar (Rp 1.815/dolar HK), yang berarti salah satu pemimpin dengan gaji tertinggi di dunia.
Di media sosial, muncul beragam meme yang menunjukkan perbandingan antara celengan koin di rumah dan kekayaan Lam.
Beberapa akun juga mempertanyakan bagaimana gaji Lam yang besar dikirim ke kediamannya dalam bentuk uang tunai.
Lam merupakan salah satu dari 15 pejabat senior Hong Kong yang mendapatkan sanksi dari AS atas pemberlakuan UU keamanan nasional baru oleh Beijing pada akhir Juni.
Sanksi diberlakukan dengan membekukan aset mereka di AS dan mengkriminalisasi transaksi keuangan yang dilakukan oleh mereka di AS.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: