Mereka membawa serta bebek tiup berwarna kuning yang belakangan telah menjadi maskot di tengah aksi unjuk rasa. Massa yang protes melakukan aksi unjuk rasa di gerbang Resimen Infantri ke-11, bagian dari Pengawal Raja yang berperan dalam penindasan protes anti kemapanan pada tahun 2010.
Untuk menjaga keamanan, pasukan anti-huru hara ditempatkan di lokasi unjuk rasa.
"Tidak ada negara demokratis yang melihat seorang raja mengendalikan pasukan. Di negara demokratis mana pun dengan raja sebagai kepala negara, angkatan bersenjata melapor kepada pemerintah," kata Arnon Nampa, seorang pengacara hak asasi dan pemimpin protes yang sering mengkritik monarki.
"Kami telah melihat monarki memperluas kekuasaannya. Itu sebabnya kami ada di sini hari ini," sambungnya, seperti dimuat Reuters.
Para pengunjuk rasa menuduh monarki memungkinkan dekade dominasi militer.
Gelombang unjuk rasa anti-pemerintah sendiri telah terjadi sejak bulan Juli lalu. Pengunjuk rasa mulanya menuntut agar Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengundurkan diri dari jabatannya.
Namun, seiring berjalannya waktu, para pengunjuk rasa juga memperluas tuntutan mereka untuk pembatasan kekuasaan raja.
Sejauh ini, belum ada komentar dari pihak kerajaan Thailand atas gelombang protes yang terjadi sejak beberapa waktu belakangan.
Namun Raja Thailand Maha Vajiralongkorn baru-baru ini mengatakan bahwa pengunjuk rasa tetap dicintai, meskipun tindakan mereka yang melakukan unjuk rasa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: