Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Australia Tercekik Oleh Pajak Impor China, Partai Buruh Di Canberra Minta Beijing Buka Dialog Atau Akan Lapor WTO

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 30 November 2020, 10:33 WIB
Australia Tercekik Oleh Pajak Impor China, Partai Buruh Di Canberra Minta Beijing Buka Dialog Atau Akan Lapor WTO
Ilustralia/Net
rmol news logo Pemerintah Australia bersiap-siap untuk memanggil wasit perdagangan dunia terkait pemberlakuan pajak impor baru yang ditetapkan pemerintah China pada anggur Australia. Besarnya pajak itu dianggap terlalu berlebihan setelah pemberlakuan tarif jelai (gandum) yang tinggi pada Mei lalu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Sengketa jelai antar negara ini kemungkinan akan berakhir di hadapan Organisasi Perdagangan Dunia.

“Ini adalah masalah otoritas China untuk menjelaskan apa yang mendorong pemberlakuan ini,” kata Menteri Perdagangan Simon Birmingham, seperti dikutip dari 9News, Senin (30/11).

Pemerintah yakin, akar penyebab bertambahnya daftar larangan impor China bukanlah tentang aturan perdagangan, tetapi tentang daftar ‘keluhan’ dengan Canberra.

Menurut daftar yang disampaikan oleh pejabat kedutaan China kepada 9News baru-baru ini, keluhan China terhadap Australia di antarnya adalah memblokir pemerintah China untuk membeli bisnis negara itu dengan alasan keamanan nasional, melarang raksasa telekomunikasi Huawei dari peluncuran nirkabel generasi berikutnya, mengesahkan undang-undang campur tangan asing, dan menyerukan penyelidikan tentang asal-usul Covid-19.

“Kami melihat China jauh lebih agresif atau tegas dalam hal cara dia terlibat dengan dunia,” kata Birmingham.

Pimpinan Partai Buruh, Jason Clare setuju dengan pendapat tersebut.

“Saya pikir China harus mengangkat telepon. Kita seharusnya tidak mencampurkan perdagangan dan politik,” katanya.

Partai Buruh percaya, bagaimanapun, bahwa pemerintah masih memiliki kekuatan untuk memperbaiki hubungan tersebut.

“Perdana Menteri mengatakan perlu ada diskusi yang jujur antara China dan Australia,” kata Clare, seraya menambahkan, “Saya ingin tahu: tindakan apa yang telah diambil Perdana Menteri untuk melakukan diskusi yang jujur itu?” rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA