Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kembali Ke Pangkuan Azerbaijan, Butuh Milyaran Dolar Untuk Membangun Agdam 'Hiroshima di Kaukasus'

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 30 November 2020, 12:54 WIB
Kembali Ke Pangkuan Azerbaijan, Butuh Milyaran Dolar Untuk Membangun Agdam 'Hiroshima di Kaukasus'
Distrik Agdam, di Nagorno-Karabakh/Net
rmol news logo Distrik Agdam di wilayah Nagorno-Karabakh yang telah direbut kembali oleh Azerbaijan lewat perjanjian genjatan senjata, telah lama berada dalam kondisi yang sangat 'mati'. Saluran TV France-24 melaporkan kota itu juga telah sangat hancur.

“Kota Agdam telah hancur sedemikian rupa sehingga kadang-kadang disebut sebagai Hiroshima di Kaukasus," ujar laporan itu,

Kota yang penduduknya pada akhir 1980-an berjumlah lebih dari 40 ribu orang, kini menjadi kota hantu. Di masa lalu, Agdam adalah benteng Azerbaijan, tulis laporan itu. Satu-satunya bangunan yang tersisa utuh di Agdam adalah masjid.

“Kota ini memiliki kepentingan strategis yang besar, tiga puluh tahun yang lalu, selama perang pertama Armenia-Azerbaijan Nagorno-Karabakh. Hilangnya kota tersebut pada tahun 1993 merupakan titik balik dalam perang, memaksa penduduk untuk mengungsi. Hari ini, pengungsi internal kembali dan melihat bangunan yang hancur. "

"Sebelum membangun kembali dan memulihkan kota ini, keamanan harus dijamin," kata laporan itu.

Seperti enam distrik lainnya yang telah kembali kepada Azerbaijan, distrik Agdam penuh dengan ranjau. Robot pencari ranjau yang dikendalikan dari jarak jauh digunakan untuk menetralisirnya sebelum kota mati ini akan dihuni lagi, seperti yang pernah disebutkan oleh Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev pada 8 November lalu bahwa Azeraijan akan membangun kembali Kota Agdam.

Kepala markas operasional ANAMA, Idris Ismayilov, mengatakan sekitar 4.500 ranjau anti-personil dan sekitar 2.000 ranjau anti-tank, serta sekitar 750 jenis bom berbeda, ditemukan dan dinetralkan, seperti dikutip dari siaran France 24, Minggu (29/11).

"Direncanakan untuk mengembalikan orang-orang ke sana dalam 3-5 tahun, tetapi kota itu akan dapat sepenuhnya dibersihkan dari tambang dalam 10-15 tahun," kata Ismayilov.

Azerbaijan memperkirakan kerusakan di wilayah yang dibebaskan membutuhkan dana lebih dari 100 miliar dlar AS dan bermaksud untuk mengajukan banding ke pengadilan untuk mendapatkan kompensasi dari Armenia.

Agdam di masa lalu adalah sebuah kota yang sangat tenang dengan populasi 150 ribu orang yang didominasi oleh suku Azeri di barat Azerbaijan, dekat dengan kantong Armenia di Nagorno-Karabakh.

Kota ini berdiri sejak tahun 1700, namun baru diakui secara resmi sebagai kota pada tahun 1828, seperti dikutip dari Dark Tourism.

Kota yang sudah sangat sunyi ini berubah menjadi kota mati, ketika seluruh penduduk Agdam harus melarikan diri pada tahun 1993 ketika perang Nagorno-Karabakh pecah.

Puluhan ribu orang tewas. Lebih dari 120 ribu penduduk Agdam meninggalkan wilayah Nagorno-Karabakh untuk menyelamatkan diri dari pertempuran dua kubu, tentara Azerbaijan dan tentara Artsakh (Armenia).

Mereka meninggalkan rumah-rumah dan hewan ternak mereka, pergi ke distrik-distrik terdekat (beberapa informasi mengatakan lebih banyak bermigrasi ke Iran) dan tidak pernah kembali.

Kota Agdam yang ditinggalkan penduduknya kemudian diambil oleh militer Armenia pada bulan Juli 1993. Armenia masih memiliki kendali atas Agdam karena wilayah itu berada dalam 'zona penyangga' yang dalam perjanjian gencatan senjata tahun 1994 ditetapkan di antara garis depan, tepat di tepi timur.

Namun, pada kesepakatan gencatan senjata 10 November lalu, Armenia harus menyerahkan distrik ini kepada Azerbaijan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA