“Anda tahu mereka mencoba menipu kita. Mereka mendirikan sirkus media,†kata Diaz-Canel saat memberi tahu kepada ratusan anak muda yang ambil bagian dalam acara ‘membela revolusi’ di sebuah taman di ibu kota, seperti dikutip dari
AFP, Senin (30/11).
“Protes itu adalah upaya terakhir yang dapat dilakukan oleh Trumpist dan mafia anti-Kuba (di Miami),†lanjutnya.
Dia juga menyebutnya sebagai bagian dari strategi perang yang tidak konvensional untuk mencoba menggulingkan revolusi.
Sekelompok 14 orang, anggota atau rekan dari Gerakan Seniman San Isidro, baru-baru ini membarikade diri mereka sendiri selama 10 hari di sebuah rumah di Havana.
Mereka menuntut pembebasan anggota lain dari kelompok mereka, rapper Denis Solis, yang dijatuhi hukuman delapan bulan penjara karena melakukan penghinaan.
Mereka diusir oleh polisi pada Kamis (26/11) malam waktu setempat. Polisi mengatakan hal itu harus dilakukan karena aturan protokol Covid-19, setelah diketahui ada satu orang di sana baru saja tiba dari Meksiko melalui Amerika Serikat tanpa karantina yang benar.
Kementerian Luar Negeri Kuba pada hari Sabtu memanggil kuasa usaha AS di Kuba, Timothy Zuniga-Brown, dan mengecam ‘campur tangan mencolok dan provokatif’ dengan Gerakan San Isidro.
Pada hari Jumat, ratusan seniman berkumpul berjam-jam di depan Kementerian Kebudayaan untuk mendesak lebih banyak kebebasan berekspresi, sebuah demonstrasi yang jarang terjadi di Kuba.
Ratusan seniman itu menuntut keadilan atas penangkapan teman sesama pekerja seni yang ditangkap oleh pemerintah hanya karena tuduhan penghinaan.
Aksi unjuk rasa itu mendapat dukungan dari tokoh-tokoh bioskop Kuba terkemuka. Demonstrasi tersebut menyusul pengusiran yang dilakukan pihak berwenang pada Kamis malam terhadap anggota seniman lain di pusat bersejarah Havana.
Delegasi yang mewakili pengunjuk rasa akhirnya bertemu dengan Wakil Menteri Fernando Rojas.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: