Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Duta Besar Tania Velazquez: 200 Sanksi Amerika Telah Menyulitkan Masyarakat Kuba

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 30 November 2020, 16:28 WIB
Duta Besar Tania Velazquez: 200 Sanksi Amerika Telah Menyulitkan Masyarakat Kuba
Acara diskusi onlne bersama Tania Velazquez Lopez/Repro
rmol news logo Penutupan Western Union di seluruh Kuba pada pekan lalu sebenarnya bukanlah hal yang terlalu mengejutkan bagi Kuba. Duta Besar Kuba untuk Indonesia, Tania Velazquez Lopez, mengungkapkan bahwa AS telah memberi peringatan terkait sanksi ini sejak tahun lalu.

"Tahun lalu, AS telah menjatuhkan hukuman sekitar 200 blokade terhadap Kuba. Di tahun ini, setiap bulan mereka mengumumkan dan mengambil dua di antara blok itu. Dan kapan AS mengingatkan untuk untuk menutup Western Union, itu sebenarnya sudah dimulai sejak tahun lalu," jelas Tania dalam diskusi online yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (30/11).

Perusahaan pelayanan keuangan itu terpaksa harus menutup 407 lokasinya di seluruh Kuba mulai Senin 23 Novembe 2020. Langkah yang didorong oleh sanksi keras AS itu membuat ribuan warga Kuba yang biasa menggunakan jasa perusahaan pengiriman uang tersebut kehilangan akses.

Penutupan kantor yang telah beroperasi selama lebih dari 20 tahun di Kuba itu diakibatkan oleh rentetan sanksi yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump saat mendekati pemilih konservatif Kuba-Amerika di Florida menjelang pemilu 3 November.

“Western Union adalah satu-satunya penyedia pembayaran pengiriman uang AS-ke-Kuba,” kata Tania, menambahkan bahwa penutupan itu cukup menyulitkan bagi masyarakat Kuba.

"Mengapa? Karena lembaga itu adalah lembaga yang bermitra dengan Kuba dari serikat barat,  yaitu Fincimex."

Tania menjelaskan, salah satu sanksi terbaru AS telah menghantam Western Union dengan melarang perusahaan mitranya di Kuba, Fincimex, menangani pengiriman uang karena hubungannya dengan perusahaan yang dikelola militer, Gaesa.

Pejabat AS menuduh militer Kuba mendukung Venezuela dan secara sistematis melanggar hak asasi manusia.

Pemerintah Kuba telah menolak untuk menggunakan perusahaan keuangan yang tidak terkait dengan militernya, dan upaya Western Union untuk menemukan jalan keluar dari sanksi tersebut tidak berhasil.

Tania mengungkapkan, banyak yang menyesalkan penutupan tersebut yang menyebabkan mereka harus menemukan alternatif lain yang kurang nyaman atau lebih mahal.

"Bukan hanya Western Union, banyak sekali sanksi AS yang telah menyulitkan kehidupan masyarakat Kuba," ujar Tania.
 
"Tidak ada yang tidak bisa berbisnis dengan perusahaan ini. Karena..., Anda tahu, mereka memiliki daftar segalanya untuk semua hal di dunia, untuk semua negara di dunia, karena dialah pemegang kekuasaan dunia, dan mereka memasukkan Fincimex tahun lalu," tutur Tania.

Selain soal Western Union, pemerintahan Trump juga telah mengambil tindakan sanksi lainnya, termasuk membatasi perjalanan, melarang kunjungan kapal pesiar, dan membatasi pengiriman uang hingga seribu dolar AS per orang per kuartal.

"Mereka tidak bisa terbang ke Kuba atau ke semua bandara di Kuba, kecuali bandara internasional di Havana. Jadi, keluarga di Cuba, Santiago, dan lain-lain, mereka tidak bisa terbang langsung. Mereka harus ke Havana, dan tentu saja waktunya terbatas. semua tindakan ini secara langsung membuat kehidupan sehari-hari Kuba lebih sulit," jelas Tania.

Sanksi itu juga menjadi merupakan pukulan telak bagi banyak orang di pulau yang industri pariwisatanya hancur akibat pandemi dan telah mengalami antrean panjang untuk makanan dan bahan bakar serta kekurangan terkait sepanjang tahun. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA