Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (1/12), kedutaan mengatakan pemerintah Australia telah salah mempersepsikan foto tersebut dan beraksi berlebihan.
"Kemarahan dan raungan beberapa politisi dan media Australia hanyalah salah mempersepsikan dan bereaksi berlebihan terhadap cuitan Zhao," kata kedutaan, seperti dikutip
Reuters.
Melalui cuitannya, Zhao mengunggah foto kontroversial tersebut sembari menulis keterangan bahwa ia terkejut dengan laporan yang menunjukkan pasukan khusus Australia di Afganistan kerap membunuh warga sipil secara ilegal.
Cuitan tersebut langsung memicu berbagai respons. Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Senin (30/11) mendesak permintaan maaf China dan dihapuskannya foto tersebut.
Tetapi Zhao justru menempelkan cuitan itu di bagian atas akunnya.
Menteri Luar Negeri Australia kemudian menelepon Dutabesar China di Canberra Cheng Jingye untuk mengeluh dengan unggahan tersebut. Namun Cheng mengatakan Australia berupaya untuk mengalihkan perhatian.
Dalam laporan penyelidikan atas tuduhan kejahatan perang disebutkan, pasukan khusus Australia di Afganistan telah membunuh 39 warga sipil dan tahanan secara ilegal.
Setelah laporan itu dirilis, Morrison menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Afganistan, Ashraf Ghani.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: