Raksasa media sosial AS itu mengatakan pihaknya telah menandai tweet itu sebagai ‘sensitif’. Namun, postingan tentang masalah politik atau ‘kebijakan luar negeri yang mengacaukan’ yang diposting oleh akun resmi pemerintah umumnya dianggap tidak melanggar aturannya, seperti dikutip dari
AFP, Selasa (1/12).
Kemarahan Morrison dipicu saat Zhao memposting gambar satir yang diperankan oleh seorang pria berpakaian seperti tentara Australia memegang pisau berdarah ke tenggorokan seorang anak Afghanistan.
Unggahan itu muncul hanya beberapa hari setelah jaksa Australia melancarkan penyelidikan terhadap 19 anggota militer negara itu atas dugaan kejahatan perang yang dilakukan di Afghanistan antara 2005 dan 2016.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyebut tweet itu sebagai sesuatu yang menjiikan. Ia lalu mengadakan konferensi pers virtual dari tempatnya dikarantina sepulang kunjungan dari Jepang, untuk menuntut Twitter menghapus cuitan tersebut. PM juga telah menuntut permintaan maaf dari China.
“Beijing harus benar-benar malu atas penghinaan yang memalukan dan menjijikkan terhadap angkatan bersenjata Australia," kata Morrisom.
Beberapa sekutu Australia menyatakan keprihatinan atas tweet tersebut, termasuk Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.
“Dalam kasus ini gambar yang digunakan tidak benar secara faktual, itu bukan gambar asli. Jadi kami telah menyampaikannya langsung ke pihak berwenang China,†katanya kepada wartawan.
Perselisihan diplomatik telah mengirim hubungan antara Beijing dan Canberra jatuh ke titik terendah baru.
Terlebih setelah China memberlakukan serangkaian sanksi ekonomi terhadap barang-barang Australia dalam beberapa bulan terakhir.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: