Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sewa Pulau Di Australia, Perusahaan China Batasi Akses Penduduk Setempat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 02 Desember 2020, 08:36 WIB
Sewa Pulau Di Australia, Perusahaan China Batasi Akses Penduduk Setempat
Pulau Keswick di Queensland, Australia/Net
rmol news logo Perusahaan pengembang asal China dilaporkan telah membatasi akses penduduk di sebuah pulau milik Australia yang mereka sewa.

China Bloom telah membeli sewa sebagian Pulau Keswick di Queensland timur tangah pada 2019 selama 99 tahun.

Mengutip The Daily Mail pada Rabu (2/12), penduduk setempat dibatasi untuk menginjakkan kaki di pulau tersebut. Mereka juga dilarang menyewakan properti mereka yang ada di sana.

Penduduk mengatakan, perusahaan China telah menghancurkan pariwisata pulau tersebut dan menjadikannya sebagai tempat bagi pengunjung dari Beijing semata.

"Saya hanya tidak berpikir mereka menginginkan orang Australia di pulau itu. Saya pikir mereka ingin menjadikan pulau ini semata-mata untuk keperluan pasar pariwisata China," kata seorang mantan penduduk, Julie Willis.

Willis sendiri mengungkap, ia dan rekannya Robert Lee diminta untuk mengosongkan properti yang sudah mereka sewa selama enam tahun di pulau itu.

China Bloom mengklaim, Willis harus membayar 100 ribu dolar Australia jika ingin menyewanya lagi.

"Kurasa mereka mencoba menghalangi kita untuk membeli properti. Mereka tidak ingin kita di sini," lanjut Willis.

Dalam laporan A Current Affair disebutkan tidak ada turis yang mengunjungi pulau itu sejak September 2019. Selain itu, pembatasan akses juga diperluas ke perairan pantai Teluk Baril dan bahkan taman nasional yang mencakup 80 persen dari 550 hektar pulau itu.

Selain itu, laporan itu juga menyebut China Bloom sedang melakukan penggalian yang berpotensi merusak lingkungan di pulau itu.

Meski begitu, Departemen Lingkungan dan Sains mengatakan pihaknya tidak menemukan bukti adanya dampak negatif permanen terhadap habitat dari langkah China Bloom. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA