Pada Selasa (1/12), Menteri Pertahanan Benny Gantz mengumumkan partainya, Biru dan Putih, akan memberikan suara untuk mendukung pembubaran parlemen Israel, Knesset pada Rabu (2/12).
Itu terjadi ketika Gantz dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal menyepakati anggaran negara dan memperbarui kesepakatan pembagian kekuasaan koalisi.
Keretakan hubungan antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Benny Gantz sudah lama terjadi, tetapi kian membesar setelah anggaran negara gagal disepakati.
Gantz bersikeras bahwa Netanyahu harus mengesahkan anggaran 2021 jika ingin menghindari pemilu awal, tetapi Netanyahu mengklaim tidak pernah berkomitmen untuk melakukannnya.
"Biru dan Putih akan memilih untuk pembubaran Knesset besok," kata Gantz, seperti dikutip
Sputnik.
"Netanyahu tidak berbohong pada saya, dia berbohong kepada Anda, semua warga Israel. Jutaan warga patah hati menghadapi kehancuran, keluarga sedang berjuang, dan Israel tidak memiliki anggaran. Ini adalah serangan ekonomi yang tidak bisa dimaafkan," lanjut Gantz.
Di sisi lain, Netanyahu meminta Gantz untuk tidak berdiri sebagai oposisi dan pemerintah. Ia juga mengatakan saat ini bukan waktu untuk melakukan pemilihan tidak perlu.
"Kami akan memberikan suara untuk menentang pemilihan dan untuk persatuan besok. Israel tidak membutuhkan pemilihan sekarang. Kami memiliki tantangan nyata untuk menghentikan Covid-19, memberikan vaksin, dan memberikan lebih banyak bantuan keuangan," ujar Netanyahu.
Pemungutan suara untuk pembubaran Knesset pada Rabu merupakan pendahuluan. Butuh dua sidang lainnya untuk mengesahkan RUU tersebut.
Netanyahu dan Gantz sendiri membentuk pemerintahan persatuan pada Mei, setelah tiga kali gagal membentuk koalisi dalam pemilu.
Dalam persyaratannya, Gantz akan mengambil alih posisi perdana menteri pada 2021.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: