Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Diancam Akan Ditembak Mati Oleh Pengacara Tim Kampanye Trump, Mantan Kepala Keamanan Siber Tuntut Jalur Hukum

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 02 Desember 2020, 11:21 WIB
Diancam Akan Ditembak Mati Oleh Pengacara Tim Kampanye Trump, Mantan Kepala Keamanan Siber Tuntut Jalur Hukum
Christopher Krebs, Kepala Keamanan Siber yang akan ditembak mati/Net
rmol news logo Christopher Krebs, Kepala Keamanan Siber yang baru-baru ini dipecat Donald Trump, mengatakan bahwa dia akan mengambil tindakan hukum terhadap Joe DiGenova yang mengancam akan menembak mati dirinya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dalam sebuah wawancara di acara "TODAY" NBC, pembawa acara Savannah Guthrie bertanya kepada Krebs tentang tanggapannya terhadap komentar Joe diGenova yang akan menyeretnya dan menembaknya.

Krebs menjawab dengan santai, “Ini jelas bahasa yang lebih berbahaya, perilaku yang lebih berbahaya," jawabnya.

"Dan cara saya melihatnya bahwa ini adalah negara hukum. Saya berencana menggunakan hukum itu. Saya memiliki tim pengacara luar biasa yang akan menang di pengadilan," katanya. Menekankan bahwa tim pengacaranya akan melihat dan mencari kemungkinan untuk menjerat Joe diGenova secara hukum.

DiGenova membuat komentar ancaman selama wawancara dengan pembawa acara bincang-bincang radio konservatif Howie Carr, yang acaranya juga ditayangkan di Newsmax, salah satu outlet media pilihan presiden, pada Senin (30/11).

“Siapa saja yang mengira pemilu berjalan dengan baik, seperti 'Krebs idiot' yang dulunya adalah kepala keamanan siber, orang itu adalah orang tolol kelas A. Dia harus ditarik dan dipotong. Diseret saat fajar dan ditembak,” ujar diGenova, seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (2/12).

Krebs menekankan bahwa dia sama sekali tidak takut akan ancaman itu. Dia mengatakan bahwa para pengkritiknya tidak berhasil membuatnya cemas.

“Mereka tidak akan mendapat keuntungan apa pun saat mengatakan ancaman itu. Mereka nanti akan tahu (akibat ancaman itu) ada akibat yang akan datang," kata Krebs.

Seorang pejabat tinggi pemilu Georgia memohon kepada Trump dan pejabat federal lainnya untuk mengutuk pernyataan tersebut, menyusul kekhawatiran ancaman itu akan merembet ke pihak lainnya,

"Tuan Presiden, Anda belum mengutuk tindakan atau bahasa ini. (Ancaman) ini harus dihentikan. Kami membutuhkan Anda untuk maju dan jika Anda akan mengambil posisi kepemimpinan, (maka) tunjukkan!" kata Gabriel Sterling.
Mmanajer implementasi sistem pemungutan suara Georgia ini menambahkan bahwa petugas pemilu telah menerima ancaman pembunuhan setelah pernyataan itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA