Meski mencatat bahwa Libya mendapat dukungan banyak dukungan dari berbagai pihak ketika diserang oleh ISIS di masa lalu, hal itu tidak didapatkannya ketika panglima perang Khalifa Haftar dan milisinya menyerang Tripoli pada April 2019.
“Kami meminta mitra kami untuk mendukung pemerintah Libya yang sah. Turki menanggapi dengan baik. Hanya Turki yang berada di samping kami di arena internasional yang kami dapati mendukung pemerintah yang sah. Kami bersyukur telah berdiri bersama kami,†kata Maiteeq, seperti dikutip dari
Anadolu Agency, Rabu (2/12).
Libya telah dilanda perang saudara sejak penggulingan almarhum penguasa Muammar Gaddafi pada 2011.
Pemerintahan Libya saat ini berbasis di ibu kota Tripoli di bawah pimpinan Perdana Menteri Fayez al-Sarraj. Pemerintah Kesepakatan Nasional didirikan pada tahun 2015 di bawah perjanjian yang dipimpin PBB, tetapi upaya penyelesaian politik jangka panjang gagal karena serangan militer yang dilkukan oleh pasukan Haftar.
PBB mengakui pemerintah al-Sarraj sebagai otoritas sah negara, yang juga mendapat dukungan dari Turki. Tripoli telah memerangi milisi Haftar sejak April 2019 dalam konflik yang telah merenggut ribuan nyawa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: