Pertemuan tersebut dilakukan untuk membahas situasi terkini di Idlib, agresi rezim dan pendukungnya, serta tekad Turki di lapangan dan di meja prundingan untuk mempertahankan keadaan non-konflik dalam menghadapi pelanggaran gencatan senjata.
Pertemuan tersebut juga menggarisbawahi peran Turki dalam mencegah kemungkinan krisis dan gelombang baru migrasi, kontra-terorisme dan masalah pengungsi.
Dalam kesempatan yang sama, Kalin juga menegaskan kembali komitmen Turki untuk de-eskalasi di Suriah, meskipun terus terjadi pelanggaran gencatan senjata oleh rezim dan sekutunya, seperti dikutip dari
Daily Sabah, Rabu (2/12).
Kedua pihak setuju untuk mengintensifkan upaya bersama untuk mendukung komite konstitusional yang bertujuan untuk mengakhiri perang saudara di Suriah dan membuka jalan bagi pemilihan yang bebas dan adil, bersama dengan memastikan kembalinya pengungsi dengan aman.
Kalin menggarisbawahi bahwa dukungan politik, ekonomi dan militer kepada kelompok teroris di Suriah tidak dapat diterima.
Suriah telah terlibat dalam perang saudara yang ganas sejak awal 2011 ketika rezim Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga. Sejak itu, lebih dari 5 juta warga sipil kehilangan tempat tinggal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: