Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Netanyahu Bersumpah Bagikan Kisah Perjuangan Imigran Ethiopia-Yahudi Di Semua Sekolah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 04 Desember 2020, 12:20 WIB
Netanyahu Bersumpah Bagikan Kisah Perjuangan Imigran Ethiopia-Yahudi Di Semua Sekolah
Salah satu imigran Ethiopia-Yahudi yang baru tiba di Israel pada Kamis 3 Desember 2020/Net
rmol news logo Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bertekad akan membagikan kisah perjuangan Komunitas Ethiopia-Yahudi dalam perjuangannya untuk bisa mencapai Israel. Dengan segala mara bahaya yang mempertaruhkan nyawa, kisah itu layak diajarkan kepada semua anak sekolah di Israel.

Netanyahu merasakan keharuan yang mendalam setiap kali mmebaca dan mendengar perjuangan para imigran. Mereka berjalan kaki melintasi Sudan dan Mesir untuk mencapai Israel. Banyak yang tewas di tengah jalan karena kelaparan dan kesakitan.

"Saya tidak ingat pernah begitu tersentuh selama bertahun-tahun dalam citra Zionisme yang begitu jelas," kata Netanyahu saat menerima ratusan imigran Ethiopia di Bandara Ben Gurion, Kamis (3/12).

"Saya meneteskan air mata. Inilah tujuan dari kisah Zionis, kisah Yahudi,” katanya, seperti dikutip dari Time of Israel, Kamis (3/12).

Sekitar 300 orang dari komunitas Yahudi Ethiopia mendarat dengan penerbangan Ethiopian Airlines pada Kamis. Mereka terlihat senang dan terharu. Mencium tanah saat mereka menjejakkan kaki di karpet merah di Bandara Ben Gurion.

Tekad Israel untuk membawa pulang semua komunitas Ethiopia juga meluas ke Avera Avraham Mengistu, seorang warga negara Israel yang diyakini ditawan oleh kelompok teror Hamas setelah menyeberang ke Jalur Gaza, kata Netanyahu.

Saat ini, kondisi di Ethiopia begitu menakutkan. Pertempuran dari konflik internal bertahun-tahun membuat komunitas Ethiopia-Yahudi semakin didera kecemasan luar biasa. Mendesak agar proses migrasi bisa dilakukan segera.  

Pada 2019, protes besar-besaran meletus setelah polisi membunuh Solomon Teka, 18 tahun, seorang pria tak bersenjata keturunan Ethiopia.

Pertempuran antara pemerintah Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan Front Pembebasan Rakyat Tigray dari barat laut negara itu mengklaim korban pertamanya dari komunitas Yahudi Gondar pada 12 November - Girmew Gete, 36. Dia telah menunggu 24 tahun untuk berimigrasi ke Israel.

Anggota komunitas dan aktivis telah mengadakan beberapa protes yang mendesak pemerintah untuk menyetujui imigrasi seluruh komunitas, yang diperkirakan berjumlah antara 7.000 dan 12.000.  Banyak di antaranya terancam oleh pecahnya perang baru-baru ini di wilayah Tigray utara.

"Anda tidak dapat membayangkan betapa berbahayanya situasi di Ethiopia sekarang," kata Menteri Penyerapan dan Imigrasi Pnina Tamano-Shata yang menjemput para imigran.

Para imigran rata-rata telah menunggu selama 15 tahun atau lebih untuk bisa beremigrasi ke Israel. Banyak di antaranya memiliki keluarga di Israel, namun mereka belum bisa langsung berkumpul dengan kerabat mereka karena pedoman virus corona yang mengharuskan semua kedatangan untuk diisolasi selama dua minggu.

Mereka dijadwalkan menghabiskan beberapa bulan pertama mereka di Israel di sebuah pusat penyerapan di utara, di mana mereka akan belajar bahasa Ibrani.

Pesawat lain akan tiba pada hari ini, Jumat (4/12) sehingga jumlah imigran baru menjadi 500. Sisanya diharapkan tiba pada akhir Januari.

Israel, katanya, berkomitmen untuk memenuhi impian dan harapan komunitas Ethiopia untuk datang dan tinggal di Israel.

Netanyahu mengucapkan selamat datang kepada semua imigran. Negara Israel didirikan untuk menjadi rumah bagi orang-orang Yahudi, katanya.

"Selamat datang di Israel, selamat datang bagi mereka yang kembali ke rumah," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA