Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri, Josep Borrell, mengkhawatirkan hal itu, sebab bisa saja Iran merasa sangat kecewa. Pembunuhan Fakhrizadeh dinilai akan menjadi 'halangan' untuk menghidupkan dialog kesepakatan dengan Iran.
“Siapa pun pelakunya, pasti tidak memikirkan upaya dialog ini. Tentu saja, ada orang yang berkepentingan dalam perjanjian (JCPOA) ini. Banyak, banyak orang yang berkepentingan dalam perjanjian ini," kata Borrel dalam wawancaranya dengan media, Jumat (4/12).
“Eropa sangat tertarik dengan kelangsungan JCPOA. Saya harus menjaganya tetap hidup, sedikit berhibernasi. Namun, sekarang kita juga harus melihat apa yang dipikirkan orang Iran, karena orang Iran bisa saja merasa tertipu. Dan mungkin mereka adalah orang-orang yang tidak ingin bermain dengan kartu yang sama lagi. Kita harus menunggu,†ujarnya.
Ada harapan bahwa dengan terpilihnya Joseph Biden di Gedung Putih, kesepakatan nuklir Iran, yang ditinggalkan oleh Presiden AS Donald Trump, dapat dihidupkan kembali. Namun, ada kekhawatiran pembunuhan itu bisa menggagalkan rencana ini.
Mohsen Fakhrizadeh, kepala Organisasi Inovasi dan Penelitian Pertahanan Kementerian Pertahanan Iran, menjadi sasaran serangan teroris multi-cabang oleh sejumlah penyerang di kota Absard, Provinsi Teheran, Kabupaten Damavand pada 27 November lalu.
Pada Selasa, Borrel telah mengingatkan bahwa pembunuhan 'kriminal' terhadap fisikawan Iran tidak akan membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan program nuklir negara itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: