Kantor berita Bahrain, BNA pada Minggu (6/12) menekankan bahwa Bahrain tidak akan membuka impor barang-barang dari wilayah pendudukan Israel di Palestina.
Hal ini meluruskan pernyataan yang sebelumnya dibuat oleh Menteri Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata Bahrain Zayed bin Rashid al-Zayani. Baru-baru ini dia menyatakan bahwa negaranya tidak akan membuat perbedaan antara produk yang diproduksi di Israel atau di Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki.
"Pernyataan menteri disalahartikan dan bahwa kementerian berkomitmen pada sikap teguh pemerintah Bahrain mengenai kepatuhan terhadap resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata BNA, mengutip sumber resmi dari kementerian industri, perdagangan dan pariwisata.
Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki. Dia mengatakan bahwa mitranya dari Bahrain, Abdullatif Al-Zayani, juga membantah komentar menteri industri tersebut dalam panggilan telepon.
"Komentar yang dituduhkan sangat bertentangan dengan posisi pendukung negaranya (Bahrain) dalam perjuangan Palestina," kata sebuah pernyataan dari kantor Maliki, seperti dikabarkan
Reuters.
Diketahui bahwa Bahrain dan Uni Emirat Arab meresmikan hubungan dengan Israel pada 15 September, dalam kesepakatan yang disponsori oleh Amerika Serikat.
Sejak saat itu, Israel mulai membuka hubungan dengan negara. Arab dalam sejumlah sektor, termasuk impor barang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: