Tudingan itu disampaikan Kemenlu setelah persidangan aktivis perempuan itu dipindahkan ke pengadilan terorisme.
Hathloul (31), ditangkap pada Mei 2018 bersama sekitar selusin aktivis perempuan lainnya, hanya beberapa minggu sebelum pencabutan bersejarah selama puluhan tahun terhadap ijin pengemudi perempuan, sebuah reformasi yang telah lama mereka kampanyekan.
Akhir bulan lalu, otoritas Saudi memindahkan kasusnya ke pengadilan anti-terorisme yang akan membuat dirinya akan kemungkinan hukuman penjara yang lama, meskipun ada tekanan internasional untuk pembebasannya.
“Ada tuduhan berurusan dengan negara-negara yang tidak bersahabat dengan kerajaan dan dengan memberikan informasi rahasia dan masalah lain seperti itu,†kata Menlu saat berkunjung ke Manama, ibu kota Bahrain, seperti dikutip dari
AFP, Minggu (6/12).
“Terserah pengadilan untuk memutuskan ... apa faktanya,†tambahnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Perlakuan kerajaan pada Hathloul telah memicu kritik tajam kelompok-kelompok hak asasi. Saudara perempuannya Lina al-Hathloul mengatakan bahwa selama tiga tahun penahanan pra-sidang, tidak ada bukti yang mendukung tuduhan yang diajukan.
“Tuduhan Loujain tidak menyebutkan adanya kontak dengan negara ‘tidak bersahabat’ - mereka secara eksplisit mengutip kontaknya dengan Uni Eropa, Inggris dan Belanda. Apakah Arab Saudi menganggap mereka sebagai musuh?†katanya kepada
AFP.
“Tuduhan tersebut juga tidak menyebutkan apapun tentang informasi sensitif, semuanya tentang aktivismenya - mereka menuduhnya berbicara tentang situasi hak asasi manusia di Arab Saudi dalam konferensi internasional dan LSM,†lanjutnya.
Lina al-Hathloul mengatakan bahwa saudara perempuannya tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan informasi rahasia itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: