Kepala keamanan siber Mohamed Hamad al-Kuwaiti mengatakan, UEA telah menghadapi sejumlah serangan besar-besaran setelah menandatangani kesepakatan normalisasi pada 15 September.
"Normalisasi dengan Israel benar-benar membuka serangan besar-besaran dari beberapa aktivitas lain terhadap UEA," ujarnya dalam sebuah konferensi pers di Dubai pada Minggu (6/12), seperti dikutip
Reuters.
"Sektor keuangan adalah salah satu bidang yang paling banyak diserang, begitu pula sektor kesehatan," lanjut dia.
Al-Kuwaiti sendiri tidak menyebut entitas mana saja yang menjadi target serangan. Tetapi ia mengatakan serangan datang dari seluruh Timur Tengah, termasuk Iran.
Menurutnya, saat ini seluruh Timur Tengah tengah menghadapi
'cyber pandemic', berupa serangan siber terkait virus corona.
"Saat kita memasuki kehidupan online penuh, kita melihat peningkatan besar dalam banyak serangan tersebut" jelasnya.
Setidaknya terjadi 250 peningkatan serangan dunia maya pada 2020 yang disebutkan oleh al-Kuwaiti. Sebagian besar di antaranya terdiri dari skema phishing dan ransomware.
Setelah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, UEA sendiri mendapatkan kesepakatan pembelian senjata senilai 23 miliar dolar AS dengan Amerika Serikat (AS), termasuk 50 pesawat tempur F-35 dan belasan drone Reaper.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: