Delapan orang tersebut termasuk mahasiswa, pekerja sosial, hingga anggota dewan. Mereka ditangkap oleh unit keamanan nasional baru dari kepolisian Hong Kong pada Senin (7/12).
Dalam konferensi pers, polisi mengatakan, tiga di antara mereka dituduh meneriakkan slogan, memegang spanduk yang mempromosikan kemerdekaan Hong Kong.
"Selama satu jam prosesi di dalam kampus, beberapa dari mereka meneriakkan slogan-slogan pro-Hong Kong merdeka dan memasang spanduk yang juga berisi pro-kemerdekaan Hong Kong. Itulah alasan kami melakukan penangkapan," terang Inspektur Senior Steve Li Kwai-wah dari Departemen Keamanan Nasional.
"Tindakan penegakan hukum akan terus berlanjut," lanjutnya, seperti dikutip
The Straits Times.
Penangkapan sendiri terkait dengan aksi protes kampus pada bulan lalu. Ketika itu banyak siswa menghadiri upacara kelulusan dengan panah kuning dan masker gas, seperti halnya para pengunjuk rasa Hong Kong pada 2019.
Dalam sebuah pernyataan, Universitas China mengatakan pihaknya memanggil polisi untuk melaporkan protes tersebut karena telah menganggu upacara kelulusan.
UU keamanan nasional yang telah diberlakukan Beijing pada 30 Juni berisi tindakan hukum atas pemisahan diri, terorisme, subversi, dan campur tangan asing.
Banyak kritikus yang menyebut UU itu digunakan untuk menekan kebebasan berbicara dan berekspresi di Hong Kong.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: