Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dirut Garuda: Ide Flying To Nowhere Tidak Bisa Dieksekusi, Karena Kita Bisa Flying To Anywhere Di Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Senin, 07 Desember 2020, 17:20 WIB
Dirut Garuda: Ide <i>Flying To Nowhere</i> Tidak Bisa Dieksekusi, Karena Kita Bisa <i>Flying To Anywhere</i> Di Indonesia
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Ir. Irfan Setiaputra dalam Virtual Room CSE Academy Series/RMOL
rmol news logo Industri penerbangan merupakan salah satu sektor yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19 tahun ini.

Hal itu diakui oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Ir. Irfan Setiaputra dalam Virtual Room CSE Academy Series bertajuk "The Airline Industry After Covid-19 Pandemic" yang dilaksanakan pada Senin (7/12).

"Situasi pandemi habis-habisan kita kehilangan penumpang dan secara otomatis juga. mempengaruhi kita punya finansial di perusahaan ini," paparnya.

Pihaknya di Garuda Indonesia selama lebih dari tujuh bulan terakhir melakukan sejumlah upaya untuk memastikan bahwa perusahaan bisa tetap bergerak dan memiliki masa depan yang lebih baik.

"Dari awal kita menyadari bahwa isu utama untuk maskapai udara, dalam hal ini adalah Garuda Indonesia, adalah memastikan bahwa penumpangnya mau kembali naik pesawat. Artinya ini adalah isu konfidensial," ujar Irfan.

Dia menambahkan bahwa dengan datangnya vaksin Covid-19 malam tadi bisa sangat membantu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk kembali bepergian dengan pesawat terbang.

"Tapi Garuda Indonesia hari ini alhamdulillah dalam kondisi baik. Garuda Indonesia hari ini sudah seperti start up, harga sahamnya naik terus tapi profitabilitasnya minus hingga triliunan rupiah. Tapi mudah-mudahan ini merepresentasikan di mata investor bahwa Garuda indonesia ini punya potensi yang besar di hari-hari ke depan," jelasnya.

Terlebih, jelas Irfan, pihaknya bersyukur bahwa pasar domestik di tanah air mengalami recovery yang yang cukup cepat.

"Pasar domestik kita recovery-nya cukup cepat, atau membuka dirinya cukup cepat di bandingkan yang lain. Kita juga bersyukur punya penerbangan domestik tidak seperti SQ (Singapore Airlines) maupun Cathay (Pacific)," tuturnya.

"Sehingga ide flying to nowhere tidak bisa kita eksekusi, karena kita bisa flying to anywhere (di Indonesia)," paparnya.

Perlu diketahui, flying to nowhere atau flight to nowhere merupakan gagasan yang dimunculkan oleh sejumlah maskapai dunia, termasuk SQ, Cathay Pacific sererta Qantas untuk mengajak penumpang merasakan sensasi bepergian dengan pesawat terbang meski di tengah pandemi Covid-19. Umumnya, gagasan ini akan membawa penumpang terbang berkeliling suatu tempat di dalam negeri dan kembali mendarat di bandara yang sama. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA