Presiden Prancis Emmanuel Macron ketika menyambut kedatangan Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sisi di Prancis mengatakan, Kairo harus mempertahankan kemampuannya untuk memerangi terorisme di wilayah tersebut.
"Saya tidak akan mencampuradukkan masalah pertahanan dan kerja sama ekonomi dengan isu (mengenai hak asasi) ini," kata Macron saat konferensi pers bersama el-Sissi di Istana Elysee, Senin (7/12), seperti dikutip
Reuters.
Di bawah pemerintahan Presiden Abdel Fattah al-Sisi, Mesir dan Prancis telah memupuk hubungan ekonomi dan militer yang lebih dekat.
Sejak 2015, Prancis telah menjual sejumlah besar persenjataan ke Mesir, termasuk dua kapal induk helikopter kelas Mistral buatan Prancis dan dua lusin jet tempur canggih Rafale Prancis.
Macron sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan bahwa Mesir mungkin beralih ke saingan Barat, China dan Rusia, jika tidak menerima dukungan yang memadai dari Eropa.
Apa yang dikatakan Macron telah membat resah kelompok hak asasi manusia Prancis, bahkan 7 di antaranya mengeluarkan pernyataan bersama menjelang pertemuan Macron dan el-Sisi pada Senin (7/12) itu. Mereka mengutuk kemitraan strategis Prancis dengan Mesir.
Macron dinilai menutup mata terhadap apa yang mereka katakan sebagai peningkatan pelanggaran kebebasan oleh pemerintah Sisi.
Mesir dengan semena-mena menggunakan undang-undang kontraterorisme untuk menghapus pekerjaan-pekerjaan yang mendukung hak asasi manusia.
"Sisi juga menekan semua perbedaan pendapat damai di negara itu," kata pernyataan dari kelompok hak asasi manusia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: