Dorongan itu disampaikan Retno ketika berbicara dalam pembukaan Challenges Annual Forum (CAF) dengan tema
'Framing Peace Operations in a Changing Global Landscape' yang digelar secara virtual pada Senin (7/12).
"Pandemi Covid-19 menjadikan tugas pasukan pemelihara perdamaian PBB semakin kompleks. Pasukan perdamaian PBB saat ini juga diminta berkontribusi dalam penanganan pandemi," kata Retno dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri.
Di tengah tantangan yang dinamis, Retno menekankan pentingnya misi pemelihara perdamaian PBB untuk tetap responsif. Untuk mencapai itu, upaya kolektif dan tanggung jawab bersama sangat diperlukan.
Retno juga mengatakan, seluruh pihak harus memastikan kembali dukungan terhadap misi pemelihara perdamaian PBB, baik secara politis dan pendanaan.
Ia juga menyoroti perlunya pelatihan yang baik dan optimal agar pasukan dapat melakukan tugasnya.
Peran perempuan dalam misi pemelihara perdamaian PBB juga tidak luput dari pembahasan Retno, di mana Indonesia sendiri sudah menginisiasi Resolusi DK PBB 2538 yang telah disahkan pada Agustus 2020.
CAF merupakan forum dialog antar berbagai pembuat keputusan, praktisi dan akademisi terkait isu kunci dan perkembangan terkait Misi Pemelihara Perdamaian PBB.
Pertemuan diselenggarakan bersama oleh Kementerian Luar Negeri RI dan beberapa think-tank, antara lain Challenges Forum (CF) Swedia, Institute for Security Studies (ISS) Afrika Selatan dan Norwegian Institute for International Affairs (NUPI).
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Menlu Norwegia dan Under-Secretary-General dari UN Department of Peace Operations (USG-PO).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: