Samuel Paty adalah guru Prancis yang dianggap menghina Nabi Muhammad setelah menunjukkan kartun karya majalah satir Charlie Hebdo di kelasnya pada Oktober lalu, yang memicu kemarahan garis keras, termasuk Abdoulakh Anzorov.
Anzorov (18) ditembak mati oleh polisi tak lama setelah memenggal kepala Paty, pada 16 Oktober. Pekan lalu, mayatnya kemudian dipulangkan ke Rusia untuk dikuburkan oleh keluarganya di desa leluhurnya di wilayah Chechnya yang mayoritas berpenduduk Muslim.
Beberapa ratus orang ikut menghadiri pemakaman pada hari Jumat (4/12) di desa Shalazhi, sebuah video yang dirilis oleh beberapa media menunjukkan para pelayat melantunkan doa dalam perjalanan ke pemakaman, seperti dikutip dari
Yahoo News, Selasa (8/12).
Namun, kepala desa setempat, Salman Magamadov, membantah ada penghargaan dan upacara khusus dalam prosesi pemakaman Anzorov.
Ulama Muslim terkemuka di Rusia telah menggunakan serangan itu untuk mengutuk otoritas Prancis karena mengejek agama mereka.
Sementara Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov mengatakan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron adalah orang yang seharusnya disalahkan atas insiden pembunuhan Paty karena diduga mendorong penghinaan terhadap Muslim.
Kadyrov kemudian berusaha menjauhkan keterlibatan negaranya dengan insiden tersebut, ia bersikeras bahwa remaja itu, seorang etnis Chechnya, lahir di Moskow dan pindah ke Prancis ketika dia masih kecil.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: