Aloui meninggal pekan lalu setelah jatuh dari poros lift, padahal masalah kerusakan lift sudah dilaporkan beberapa tahun sebelumnya, namun belum juga ada perbaikan.
Kematiannya memicu seruan agar menteri kesehatan mengundurkan diri. Tim medis selama ini menahan kemarahan atas kegagalan sistem perawatan kesehatan Tunisia yang telah lama diabaikan.
Para pengunjuk rasa yang kebanyakan mengenakan jas putih, berkumpul di luar kementerian kesehatan di Tunis dan meneriakkan slogan-slogan kemarahan terhadap aparat politik negara itu.
“Pembunuh anak-anak kita! Pencuri negara kita!. Pukul! Pukul! Tidak ada kejahatan yang tidak dihukum!,†teriak para pengunjuk rasa, seperti dikutip dari
AFP, Selasa (8/12).
Seorang fotografer AFP mengatakan dokter, perawat, staf rumah sakit dan guru ikut serta, dan banyak yang membawa bendera Tunisia atau potret Aloui.
“Sektor kesehatan masyarakat berada dalam kondisi bencana,†kata seorang dokter yang berbicara kepada para demonstran.
“Kitalah yang akan mengubahnya - jangan menunggu apa pun dari (kelas politik), mereka tidak ingin melakukan apa pun,†ungkapnya lagi.
Sektor kesehatan Tunisia, yang dibuka untuk investor swasta satu dekade sebelum diktator Zine El Abidine Ben Ali digulingkan pada 2011, menderita salah urus yang fatal ditambah dengan adanya korupsi.
Situasi ini diperburuk oleh pandemi virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 100 ribu orang di negara tersebut, dengan 3.500 kematian.
Menurut studi terbaru, 13 dari 24 provinsi di negara itu memiliki kurang dari satu tempat tidur perawatan intensif per seratus ribu penduduk.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: