Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mendag Australia Cari Solusi Kerja Sama Dagang Selain Dengan China, Salah Satunya Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 10 Desember 2020, 09:13 WIB
Mendag Australia Cari Solusi Kerja Sama Dagang Selain Dengan China, Salah Satunya Indonesia
Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham/Net
rmol news logo Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan pihaknya tengah mencari solusi untuk membantu para pebisnis negara itu dalam mengejar pasar lain di luar China.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pernyataan itu mucul di tengah kekhawatiran bahwa akan semakin banyak industri yang terkena imbas pembatasan perdagangan termasuk sektor madu, buah-buahan, farmasi, kapas dan gandum.

“Bukan hanya dengan China di mana perdagangan kami telah berkembang,” kata Birmingham, seperti dikutip dari 9News, Kamis (10/12).

Dia menunjuk perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa, Inggris, atau bisa dengan Jepang, Korea, Kanada, Meksiko, Vietnam, bahkan Indonesia.

Namun demikian, China tetap menjadi mitra dagang terbesar Australia, yang menghasilkan 30 persen dari ekspor.

“Pola perilaku yang telah kita lihat sepanjang tahun 2020, khususnya, tidak dapat diterima sehubungan dengan cara China terlibat,” kata Birmingham.

Dia juga mendesak China datang ke meja untuk berdialog untuk mengatasi masalah dan kekhawatiran ini. Meskipun demikian dia tetap berpandangan bahwa Australia tidak akan mengubah apapun terkait keputusan mereka.

“Kami tidak akan berubah dalam hal nilai-nilai kami. Kami akan terus melindungi kepentingan nasional dan keamanan kami seperti yang dilakukan China,” ungkapnya.

Sebelumya pada Rabu (9/12), Birmingham mengatakan bahwa China melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia, sebuah klaim yang disebut tak berdasar oleh pemerintah Tiongkok.

“Tindakan pemerintah China yang ditargetkan pada barang-barang Australia meningkatkan kekhawatiran tentang kepatuhan China pada surat dan semangat kewajiban ChAFTA dan WTO,” kata Birmingham.

Pada hari Senin, bea cukai China menambahkan ekspor kayu dari Tasmania dan Australia Selatan ke daftar eksportir kayu yang menghadapi pembatasan, mengklaim bahwa mereka telah menemukan hama pada kayu-kayu itu. Langkah ini menyusul penghentian ekspor kayu dari Queensland dan Victoria pada bulan November.

Industri daging domba dan daging sapi juga menjadi korban perang dagang. Dua eksportir domba - Australian Lamb Company dan JBS Brooklyn - telah diblokir untuk kembali ke pasar China setelah kelompok virus corona melanda Victoria. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA