Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Erdogan Berharap Armenia Ubah Kepemimpinan, Ikut Gabung Dengan Kerja Sama Kawasan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 11 Desember 2020, 08:39 WIB
Erdogan Berharap Armenia Ubah Kepemimpinan, Ikut Gabung Dengan Kerja Sama Kawasan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Net
rmol news logo Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengajak Armenia untuk bergabung membentuk kerja sama regional dengan Azerbaijan dan beberapa negara lain.

Tetapi sebelum itu, Erdogan menyerukan agar Armenia mengubah kepemimpinannya.

"Kami berharap rakyat Armenia melepaskan diri dari beban para pemimpin yang menghibur mereka dengan kebohongan masa lalu dan menjebak mereka ke dalam kemiskinan," kata Erdogan, seperti dikutip Reuters.

Pernyataan Erdogan itu disampaikan ketika ia meninjau parade militer di Baku pada Kamis (10/12), bersama dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev. Parade itu digelar sebagai tanda kekalahan Armenia oleh Azerbaijan dalam konflik di Nagorno-Karabakh.

Dalam konflik tersebut Erdogan telah memberikan dukungan militer dan diplomatik kepada Azerbaijan. Tetapi ia juga menawarkan dukungan tidak langsung kepada Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan yang saat ini berada di bawah tekanan rakyatnya untuk mengundurkan diri.

Aksi protes menuntut mundurnya Pashinyan terjadi setelah ia menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan Aliyev yang dipandang sebagai kekalahan bagi Armenia.

Sementara itu, Erdogan juga mengatakan ia telah melakukan diskusi dengan Aliyev untuk membentuk inisiatif kerja sama regional bersama Rusia, Iran, dan Georgia.

Armenia sendiri, kata Erdogan dapat bergabung dan membuka kembali perbatasannya dengan Turki.

Armenia dan Turki menandatangani perjanjian perdamaian penting pada 2009 untuk memulihkan hubungan dan membuka perbatasan bersama mereka setelah satu abad permusuhan di mana pasukan Ottoman melakukan pembunuhan massal orang-orang Armenia pada Perang Dunia I. Kesepakatan itu tidak pernah diratifikasi dan hubungan tetap tegang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA