Prestipo mengatakan bahwa mereka telah mengumpulkan sejumlah bukti terkait pembunuhan keji terhadap Regeni.
“Kami pikir kami telah mengumpulkan unsur-unsur bukti yang signifikan," kata Prestipino kepada komisi parlemen, seperti dikutip dari
AFP, Kamis (10/12).
“Kami akan meminta untuk memulai tindakan kriminal terhadap anggota tertentu dari dinas keamanan Mesir. Kami berhutang untuk mengenang Giulio Regeni,†lanjutnya.
Regeni (28) seorang lulusan Universitas Cambridge sedang berada di Mesir untuk meneliti serikat pekerja saat dirinya diculik pada Januari 2016 dan kemudian mayatnya ditemukan terpotong-potong di pinggiran kota Kairo.
Kematiannya memicu kemarahan rakyat Italia dan menyebaban ketengangan antara kedua negara, setelah pemerintah Italia menuduh Mesir tidak mau bekerja sama mengungkap kasus tersebut.
Sejak kematian Regeni, penyelidik Italia telah menolak banyak teori tentang penyebab yang dikemukakan oleh otoritas Mesir, termasuk bahwa Regeni telah bekerja sebagai mata-mata, atau bahwa dia adalah korban dari geng kriminal.
Akhir bulan lalu, Mesir mengatakan akan ‘menutup sementara’ penyelidikan paralelnya atas pembunuhan Regeni, dengan mengatakan tuduhan Roma didasarkan pada bukti yang tidak cukup.
“Untuk pembunuhan Giulio Regeni hanya akan ada satu persidangan dan itu akan dilakukan di Italia dengan jaminan prosedural sesuai dengan hukum kami,†kata Prestipino.
Para tersangka, tiga anggota pasukan keamanan dan satu anggota polisi, dituduh menculik Regeni, dengan satu tersangka didakwa penyerangan yang diperparah dan pembunuhan yang diperparah terhadap siswa tersebut, kata Prestipino.
Saat diculik Regeni tengah meneliti topik sensitif gerakan buruh di Mesir dan menulis artikel yang mengkritik pemerintah dengan nama samaran.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: