Penghentian dilakukan setelah uji klinis tahap awal menunjukkan adanya hasil HIV positif palsu di antara subjek.
"Vaksin Universitas Queensland tidaka akan dapat dilanjutkan berdasarkan saran ilmiah, dan itu tidak akan lagi menjadi bagian dari rencana program vaksin Australia," ujar Perdana Menteri Australia Scott Morrison, seperti dikutip
AFP.
Setelah membatalkan pembelian jutaan dosis vaksin tersebut, Morrison mengatakan pemerintah Australia akan meningkatkan pesanan vaksin dari AstraZeneca dan Novax.
Menteri Kesehatan Greg Hunt menjelaskan, vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Queensland menggunakan sejumlah kecil protein HIV sebagai 'penjepit molekuler'. Tetapi ternyata memicu tanggapan antibodi yang dapat mengganggu skrining HIV
Sekretaris Departemen Kesehatan Brendan Murphy menuturkan, vaksin yang masih dalam uji coba fase satu itu terbukti menjanjikan dalam menekan Covid-19 dan tidak ada kemungkinan penularan HIV.
Tetapi pengembangannya harus dihentikan karena khawatir dapat merusak kepercayaan publik terhadap vaksinasi.
"Ini mungkin akan bekerja dengan sangat baik sebagai vaksin, tapi kami tidak bisa memiliki masalah dengan kepercayaan," kata Murphy.
Pemerintah mengatakan penghentian pengembangan vasin Universitas Queensland tidak akan mengubah rencana peluncuran vaksin lain yang dimulai pada Maret 2021.
Sampai saat ini, Australia telah mengonfirmasi sekitar 28 ribu kasus Covid-19 dengan sekitar 900 kematian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.