Selama perayaan, Erdogan sempat membacakan puisi Azeri-Iran tentang pembagian wilayah Azerbaijan antara Rusia dan Iran pada abad ke-19. Teheran khawatir isi puisi Erdogan dapat memicu gerakan separatis di antara kelompok minoritas Azeri Iran.
“Duta Besar Turki diberi tahu bahwa era klaim teritorial dan kerajaan ekspansionis telah berakhir,†kata Kementerian Luar Negeri Iran di situs resminya, seperti dikutip dari
Al-Jazeera, Jumat (11/12).
“Iran tidak mengizinkan siapa pun untuk mencampuri integritas teritorialnya,†lanjut pernyataan tersebut.
Protes juga datang dari Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di akun Twitter pribadinya.
“Presiden Erdogan tidak diberitahu bahwa apa yang dia ucapkan dengan buruk di Baku mengacu pada pemisahan paksa wilayah dari Ibu Pertiwi Iran,†cuitnya.
“Tak seorangpun dapat berbicara tentang Azerbaijan tercinta kami,†kata Zarif, merujuk pada wilayah barat laut Iran tempat banyak etnis Azeri tinggal.
Iran merayakan parade militer pada Kamis (10/12) menandai kemenangan yang dinyatakan negara itu atas Armenia. Lebih dari 3.000 personel militer dan sekitar 150 perangkat keras militer, termasuk beberapa peralatan militer yang direbut dari pasukan etnis Armenia selama perang, menjadi bagian dari prosesi perayaan.
Erdogan hadir di Baku bersama istri dan didampingi oleh sejumlah pejabat Turki.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: