Keduanya membahas situasi dan tantangan yang dihadapi Armenia pasca perang. Karekin II menyimpan keprihatinan akan situasi di Armenia selama perang di Nagorno-Kerabakh berlangsung. Keprihatinan itu berlanjut ketika situasi politik dalam negeri memanas pasca perang.
Dalam pertemuan itu, Karekin II menyatakan mendukung Vazgen Manukyan, perdana menteri pertama Armenia, sebagai kandidat untuk memimpin pemerintah Armenia sesuai 'kesepakatan nasional' yang diusulkan parlemen, seperti dikutip dari
Radio of Armenia.
17 partai oposisi menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan karena dianggap gagal membawa Armenia dalam perdamaian. Aksi protes juga memenuhi jalan-jalan Kota Yeveran pasca penandatanganan kesepakatan genjatan senjata pada 10 November lalu. Serentak massa mendukung opisisi agar Pashinyan segera mundur.
Yang Mulia Karekin II termasuk yang mendukung mundurnya Pashinyan. Pada pidatonya pekan lalu, ia mendesak agar Pashinyan segera mengundurkan diri untuk kebaikan bersama.
Menurutnya, langkah mundur akan mencegah pergolakan yang lebih dalam lagi terhadap kehidupan publik serta kemungkinan bentrokan.
Karekin II juga menambahkan bahwa para Katolik di penjuru Armenia mengharapkan segera terselenggaranya pemilihan umum parlemen yang dipercepat untuk mendapatkan pemerintah baru sesuai keinginan nasional. Itu adalah prioritas saat ini, menurutnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: