Kementerian Luar Negeri Artsakh yang diakui oleh Armenia mengeluarkan pernyataan terkait dengan aksi provokatif yang dilakukan oleh Azerbaijan pada pekan lalu.
Mereka mengatakan, pasukan Azerbaijan melakukan tindakan ofensif ke arah desa Hin Tagher dan Khtsaberd di wilayah Hadrut pada Jumat (11/12). Insiden tersebut membuat enam personel tentara Armenia terluka dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.
"Tindakan provokatif dari pihak Azerbaijan berlanjut pada tanggal 13 Desember ke arah desa Mets Shen dan Hin Shen di wilayah Shushi," lanjut kementerian, seperti dikutip
Armen Press.
Kementerian mengatakan, pasukan penjaga perdamaian Rusia langsung diberikan informasi terkait pelanggaran tersebut sehingga perselisihan dapat dihentikan.
Meski begitu, kementerian menyebut, tindakan provokatif Azerbaijan telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada 9 November.
"Tindakan Azerbaijan ini, yang jelas merupakan kelanjutan dari kebijakan agresif Baku dan upaya untuk memperluas zona pendudukan di Artsakh, serta perebutan sebagian besar Artsakh dan pembersihan etnis pada umumnya, harus menerima kecaman terkuat oleh Ketua Bersama OSCE Minsk Group dan komunitas internasional secara keseluruhan," lanjut kementerian.
Sementara itu, jurubicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov mengatakan pihaknya masih terus memantau situsi di Nagorno-Karabakh.
"Informasinya benar-benar kurang, kami mengikuti perkembangannya," ucap Peskov, seperti dimuat
TASS.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: