Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jumlah Wartawan Yang Dipenjara Tahun 2020 Meroket, Apa Kabar Kebebasan Pers?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 15 Desember 2020, 19:46 WIB
Jumlah Wartawan Yang Dipenjara Tahun 2020 Meroket, Apa Kabar Kebebasan Pers?
Jumlah wartawan yang dipenjara di seluruh dunia tahun 2020 ini semakin mengkhawatirkan/Net
rmol news logo Pandemi Covid-19 yang menimpa banyak negara di dunia pada tahun 2020 memperburuk masalah kebebasan pers secara global.

Merujuk pada data terbaru yang dirilis oleh Komite Perlindungan Jurnalis (CJP) pada Selasa (15/12), setidaknya ada 274 wartawan di dunia yang masih berada berada di balik jeruji besi pada 1 Desember 2020. Ini adalah jumlah terbesar wartawan yang dipenjarakan di dunia sejak CPJ rutin mengumpulkan data semacam itu sejak awal 1990an.

Secara global, terdapat 34 wartawan dipenjara karena "berita palsu" pada 2020. Jumlah ini meningkat dari 31 pada tahun lalu.

Laporan CJP itu menyebut, peningkatan jumlah wartawan yang dipenjarakan terjadi ketika banyak pemerintah di sejumlah negara di dunia yang menindak peliputan terkait dengan penanganan pandemi Covid-19 atau kerusuhan sipil.

Masih dalam laporan yang sama, CJP menyebut bahwa protes dan ketegangan politik adalah penyebab dari banyak penangkapan, yang paling banyak dilakukan di China, Turki, Mesir, dan Arab Saudi.

Sementara itu, di tengah pandemi Covid-19, para pemimpin otoriter mencoba mengendalikan pemberitaan dengan menangkap wartawan. Setidaknya ada dua wartawan yang meninggal setelah tertular penyakit di dalam tahanan.

"Mengejutkan dan mengerikan kami melihat rekor jumlah jurnalis yang dipenjara di tengah pandemi global," kata Direktur Eksekutif CPJ Joel Simon dalam sebuah pernyataan.

Laporan itu menyalahkan kurangnya kepemimpinan global pada nilai-nilai demokrasi, dan khususnya serangan terhadap media oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang dinilai memberi perlindungan kepada otoritas untuk menindak wartawan di negara mereka sendiri.

"Rekor jumlah wartawan yang dipenjara di seluruh dunia adalah warisan kebebasan pers Presiden Trump," kata Simon, seperti dikabarkan Reuters.

Bukan hanya itu, negara-negara di mana jumlah wartawan yang dipenjara juga meningkat secara signifikan termasuk Belarusia, di mana terpilihnya kembali presidennya yang sudah lama memicu protes massal, dan Ethiopia, di mana kerusuhan politik telah menyebabkan konflik bersenjata.

Laporan tersebut menemukan bahwa dua pertiga jurnalis di penjara didakwa dengan kejahatan anti-negara seperti terorisme atau keanggotaan kelompok terlarang. Sementara itu, tidak ada tuduhan yang diungkapkan dalam hampir 20 persen kasus yang menyeret wartawan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA