Awak kapal yang berjumlah 20 orang itu terjebak di atas kapal mereka selama berbulan-bulandi tengah perselisihan perdagangan yang semakin intensif antara China dan Australia.
Otoritas China tidak mengijinkan mereka berlabuh karena kapal mereka membawa 160 ribu ton batu bara Australia.
Sailor Virendrsingh Bhosale mengatakan para kru mengalami kesulitan setelah terjebak di laut dalam waktu yang lama.
Kepada SBS, para awak kapal Jag Anand yang terdampar di dekat Pelabuhan Jingtang di China utara mengaku sangat lelah karena berbulan-bulan harus terdampar di atas kapal.
“Anda bisa membayangkan apa yang kami alami - kami memiliki keluarga - kami memiliki anak-anak kami di rumah - kami memiliki orang tua di rumah,†kata Bhosale, seperti dikutip dari
SBS, Selasa (15/12).
Kapal Jag Anand tiba di pelabuhan China pada 13 Juni dan sejak saat itu awak kapal tidak diizinkan meninggalkan kapal karena alasan virus corona.
Kapal meninggalkan Gladstone, Queensland tengah, pada 24 Mei untuk mengirim batu bara, di mana saat pemberangkatan itu China belum benar-benar serius memblokir batu bara Australia.
Kapal itu adalah milik perusahaan India Great Eastern Shipping, yang berulang kali mengatakan bahwa mereka telah berusaha membebaskan awaknya tetapi tidak bisa karena aturan ketat protokol kesehatan.
Korespondensi yang dikirim oleh Kementerian Luar Negeri China telah membahas kemungkinan upaya repatriasi dengan Kedutaan Besar India.
Para awak kapal mengaku, mereka tidak mengira akan menjadi korban sengketa perdagangan antara Canberra dan Beijing mengenai batu bara.
.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: