Rapat umum itu sedianya akan dihadiri oleh Perdana Menteri Somalia, Mohamed Hussein Roble, yang baru saja menjabat. Ketika aksi terjadi, Roble belum tiba di lokasi.
Kementerian Pertahanan Galmudug menulis di laman Facebook.
"Perdana Menteri Mohamed Hussein Roble sedang dalam perjalanan untuk berpidato di sebuah stadion di Galkayo, sebuah kota di Somalia tengah di mana banyak penduduk dan pasukan keamanan berkumpul untuk menyambutnya sebelum ledakan," tulis posting tersebu, seperti dikutip dari
AFP, Sabtu (19/12).
Mayor Mohamed Abdirahman, seorang perwira militer, mengatakan kepada
Reuters, "Lebih dari 10 orang tewas dalam ledakan itu termasuk tiga pejabat militer senior, tentara dan warga sipil," katanya, menambahkan bahwa lada ebih dari 20 orang terluka. Jumlah korban tewas mungkin meningkat.
Radio pemerintah Somalia SONNA melaporkan, pejabat senior yang jadi korban tewas termasuk Jenderal Abdiasis Abdullahi Qooje, komandan batalion yang berbasis di Galmudug,.
Kelompok Islamis al-Qaidah Somalia, al Shabaab, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan "menargetkan perdana menteri murtad yang mengunjungi kota itu."
Di antara mereka yang tewas, beberapa di antaranya adalah lulusan AS, kata juru bicara operasi militer al Shabaab, Abdiasis Abu Musab, kepada Reuters.
Kelompok tersebut telah berjuang selama lebih dari satu dekade untuk menggulingkan pemerintah pusat Tanduk Afrika dan menetapkan aturannya sendiri berdasarkan interpretasi yang ketat terhadap hukum syariah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: