Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dipinjami Uang Untuk Bayar Utang Ke Arab Saudi, Pakistan: China Datang Menyelamatkan Kami

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 19 Desember 2020, 13:16 WIB
Dipinjami Uang Untuk Bayar Utang Ke Arab Saudi, Pakistan: China Datang Menyelamatkan Kami
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Riyadh/Net
rmol news logo Di tengah kesulitan ekonomi, Pakistan telah mengembalikan dana sebesar satu miliar dolar AS ke Arab Saudi sebagai angsuran kedua dari pinjaman lunak  tiga miliar. Setelah ini, Pakistan akan beralih meminta bantuan China untuk membayar sisanya.

Secara historis, sebenarnya Arab Saudi tidak pernah meminta Pakistan untuk membayar kembali pinjamannya.

Tetapi awal tahun ini, kerajaan itu mengubah kebijakannya dan mendorong Islamabad untuk membayar pinjaman sebesar 3,3 miliar dolar AS.

Perubahan kebijakan itu terjadi setelah Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi menegur Arab Saudi karena tidak mengutuk tuduhan tindakan keras India di Kashmir, wilayah Himalaya yang mayoritas Muslim yang bergolak.

Islamabad sempat mengirim panglima militernya Jenderal Qamar Javed Bajwa ke Arab Saudi pada bulan Agustus untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi dia dilecehkan dan ditolak untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, seperti dilaporkan MEE, Jumat (18/12).

Pakistan, yang memiliki 13,3 miliar dolar AS dalam cadangan devisa bank sentral, memiliki masalah dalam menyelesaikan pembayaran berikutnya kepada Saudi. Akhirnya Pakistan meminta bantuan China.

"China datang untuk menyelamatkan kami," kata Reuters mengutip seorang pejabat asing Pakistan yang tidak disebutkan namanya.

Seorang pejabat kementerian keuangan mengatakan bahwa bank sentral Pakistan sedang dalam pembicaraan dengan bank komersial China. Dia mencatat bahwa opsi untuk opsi debt swap juga telah siap untuk dirundingkan.

"Kami telah mengirim 1 miliar dolar AS ke Arab Saudi," kata pejabat keuangan itu, menyatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengirim satu miliar lagi bulan depan.

Washington telah menyuarakan keprihatinan tentang Pakistan yang beralih ke China, karena khawatir akan jatuh ke dalam perangkap utang.

Pada 2018, Sri Lanka menyerahkan pelabuhan Hambanthota ke Tiongkok setelah gagal membayar kembali pinjaman Tiongkok untuk membangunnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA