Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tugas Mendesak Presiden AS Yang Baru: Tunangan Mendiang Jamal Khasoggi Minta Joe Biden Rilis Laporan Rahasia CIA Segera

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 19 Desember 2020, 15:02 WIB
Tugas Mendesak Presiden AS Yang Baru: Tunangan Mendiang Jamal Khasoggi Minta Joe Biden Rilis Laporan Rahasia CIA Segera
Mendiang Jamal Khasoggi yang diduga dibunuh saat memasuki konsulat Saudi di Istambul/Net
rmol news logo Tunangan mendiang Jamal Khasoggi, Hatice Cengiz, terus melakukan upaya untuk membuka tabir kematian pasangannya dua tahun lalu.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Terbaru, Cengiz meminta presiden terpilih AS, Joe Biden, untuk merilis laporan rahasia CIA atas pembunuhan jurnalis Washington Post itu begitu dia memasuki Gedung Putih, sebuah langkah yang menurutnya akan sangat membantu dalam mengungkap kebenaran.

“Saya menyerukan kepada presiden terpilih untuk merilis penilaian dan bukti CIA. Ini akan sangat membantu dalam mengungkap kebenaran tentang siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal,” kata Cengiz, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (18/12).

Permintaan itu seolah menagih janji Biden selama kampanye pilpres 2020.

Biden muncul sebagai kritikus vokal Pangeran Mohammed, mengatakan selama debat Demokrat bahwa dia akan membuat Arab Saudi menjadi negara ‘paria’ jika dia terpilih. Dia juga mengatakan AS akan berhenti menjual senjata ke kerajaan jika dia menang.

Menanggapi permintaan Cengiz, sebuah sumber yang mengetahui transisi dan pemikiran presiden terpilih mengatakan bahwa Biden tentu akan mendukungnya.

“Presiden terpilih mendukung apa yang dia katakan di jalur kampanye mengenai pembunuhan Jamal Khashoggi. Kami tahu masih ada pekerjaan yang harus dilakukan, termasuk untuk memberikan transparansi yang diperlukan.”

Khashoggi menghilang saat mengunjungi konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018 untuk mengambil dokumen pernikahannya dengan Cengiz. Jenazahnya tidak pernah ditemukan atau dikembalikan hingga kini.

Riyadh akhirnya mengakui pria 59 tahun itu telah dibunuh oleh agen Saudi dalam apa yang dikatakan sebagai operasi ekstradisi yang salah, tetapi Pangeran Mohammed selalu membantah keterlibatan atau pengetahuan tentang pembunuhan itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA