Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Puluhan Petani Tewas Selama Aksi Protes, PM Modi: Tidak Semestinya Terjadi, Kami Dengan Rendah Hati Siap Berdialog

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 19 Desember 2020, 16:51 WIB
Puluhan Petani Tewas Selama Aksi Protes, PM Modi: Tidak Semestinya Terjadi, Kami Dengan Rendah Hati Siap Berdialog
PM India Narendra Modi/Net
rmol news logo Kabar menyedihkan datang dari petani India. Sebanyak 25 orang dilaporkan tewas selama protes tiga minggu di perbatasan India. Penyebab meninggal beragam. Ada yang karena kecelakaan saat melakukan aksi, ada yang karena lelah disertai cuaca dingin yang ekstrim, juga adanya riwayat serangan jantung. Salah seorang lainnya meninggal karena bunuh diri.

Manoj Yadav, direktur jenderal polisi di negara bagian Haryana utara, mengatakan kepada Al-Jazeera pada Jumat (18/12) para petani itu meninggal sejak 26 November ketika puluhan ribu dari mereka memulai demonstrasi menentang tiga undang-undang pertanian yang disahkan oleh pemerintah pada bulan September.

“Sejauh ini sudah ada 25 kematian,” kata Yadav, salah satunya adalah kematian karena bunuh diri dua hari lalu. "Empat belas kematian disebabkan oleh penyebab alami, kebanyakan serangan jantung dan kedinginan."

Sementara 10 orang lagi tewas dalam kecelakaan di jalan raya yang terpisah saat mereka melakukan perjalanan dari negara bagian Punjab dan Delhi untuk berpartisipasi dalam protes tersebut, menurut polisi.

Namun, pemimpin petani Darshan Pal mengatakan kepada Al Jazeera, mungkin saja jumlah korban tewas bisa mencapai 35. Dia mengatakan mereka tewas dalam perjuangan melawan 'hukum (pertanian) hitam' yang menurut para petani akan mengikis pendapatan mereka dan membantu perusahaan besar.

"Setidaknya lima petani tewas dalam kecelakaan dalam perjalanan mereka untuk bergabung dengan protes," kata Ashutosh Mishra, juru bicara Komite Koordinasi Kisan Sangharsh Seluruh India.

Para petani, banyak yang berusia enam puluhan atau lebih. Mereka telah menantang musim dingin yang keras di India Utara untuk berkemah di tempat terbuka.

"Kondisi gelombang dingin yang melanda India utara dengan suhu yang turun hingga tiga hingga empat derajat Celcius (37-39 derajat Fahrenheit) pada malam hari telah memperburuk situasi," kata Mishra.

Sementara mempertahankan keputusannya untuk tetap melegalkan RUU, PM India Narendra Modi pada hari Jumat mengundang para petani yang memprotes untuk melakukan dialog dan pembicaraan lebih lanjut, meskipun beberapa negosiasi gagal untuk memecah kebuntuan.

Dalam sambutan online kepada para petani di negara bagian penghasil gandum terbesar Madhya Pradesh, PM Modi mengatakan tidak seharusnya kejadian itu menimpa para petani, dan tidak ada alasan untuk merasa khawatir karena petani akan terjamin harganya.

“Fasilitas modern yang tersedia untuk petani di negara-negara besar juga harus tersedia bagi mereka yang berasal dari India, tidak bisa ditunda lagi,” ujarnya.

“Namun, jika ada yang memiliki kekhawatiran, dan demi kepentingan petani negara dan untuk mengatasi masalah mereka, kami dengan rendah hati siap untuk membicarakan setiap masalah.” rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA